Menjejaki Peluang Usung Kandidat Bupati dan Wakil Bupati Alor di Pilkada 2024
(Editorial Politik Edisi Akhir Tahun 2022)
Oleh: @Pemred Demas Mautuka
Ada lima gerbong kekuatan besar yang diprediksi bertarung di pilkada Alor, dianalisis dari peta politik yang ada sekarang, dengan kalkulasi pengisian 30 kursi: 6 kursi koalisi usung 1 paket.
Analisis ini berdasar pada survey sederhana yang saya lakukan melalui wawancara dengan berbagai responden: tokoh politik, tokoh agama, tokoh pemuda dan masyarakat tani nelayan.
Saya himpun pendapat mereka mengenai siapa sosok tokoh yang populer yang sering diperbincangkan dan digadang-gadang menjadi Calon Bupati Alor pasca kepemimpinan 10 tahun Amon Djobo dan Imran Duru. Akurasi survey ini dipastikan tingkat kebenarannya ada di angka 87%, sisanya margin eror.
Dari hasil survey sederhana saya ini, ada lima besar calon Bupati yang mayoritas dikenal dan disukai public atau aspek popularitas dan elektabilitasnya masuk 5 besar di atas rata-rata.
Mereka antara lain; Imanuel E. Blegur, Abdul Majid Nampira, Simeon Th. Pally, Iskandar Lakamau dan Alvonso F. Gorang. Angka mereka ini rata-rata sama, tak ada yang dominan lebih unggul.
Mengacu pada angka-angka survey ini, saya membedahnya menjadi lima gerbong besar Calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan bertarung di Pilkada Alor 2024 mendatang.
@Pertama: Gerbong Imanuel E. Blegur
Gerbong ini memiliki peta kekuatan masa yang cukup besar, sehingga dipastikan paket Imanuel E. Blegur dan Mulyawan Djawa akan keluar bertarung di Pilkada Alor, diusung partai NasDem dan koalisinya.
Kolaborasi paket gunung pantai (Kristen-Islam) ini mempunyai basis suara yang cukup tersebar merata di seluruh wilayah Alor.
Survey saya, angka popularitas dan elektabilitas paket ini teratas karena Imanuel Blegur sudah tiga kali maju di Pilkada Alor dan terpilihnya Mulyawan Djawa tiga periode Anggota DPRD Alor.
Prediksi saya mereka akan maju melalui pintu partai NasDem dan koalisinya. Jika maju dari NasDem dan figur ini juga disebut-sebut benar didukung penuh oleh Gubernur Viktor Laiskodat maka peluang menang di Pilkada Alor 2024 sangat terbuka lebar.
Paket Imanuel Blegur-Mulyawan Djawa juga masih disukai public karena kolaborasi paket gunung pantai ini menurut responden masih dianggap ideal memimpin Alor pasca kepimpinan Amon Djobo-Imran Duru.
Selain itu, ada banyak responden merasa kagum pada Imanuel Blegur karena sosok ini memiliki karakter khas: baik, santun, penuh kasih dan cerdas.
Kelompok ini merasa sedih figurnya Imanuel Blegur tiga kali kalah beruntun di Pilkada Alor dan selalu “diserang” Amon Djobo-Imran Duru karena menjadi rival di tiga Pilkada lalu.
Kondisi ini sedikit memberikan pengaruh mereka menjatuhkan pilihan kesukaannya pada figur Imanuel Blegur karena faktor rasa iba atau empati.
Sisi lain, ada pula responden yang masih menyukai sosok Imanuel Blegur karena dianggap bisa membawa lompatan perubahan yang berarti dalam pembangunan Alor selama lima tahun. Sebab Imanuel dianggap memiliki jaringan uang di Jakarta yang kuat.
Menurut mereka, tak ada uang di Alor. Uang hanya ada di Jakarta sehingga Alor hari ini butuh sosok pemimpin yang punya jaringan Jakarta.
Mereka juga menyebut, pemimpin yang hanya berharap jatah transferan dana pusat saja, itu sama halnya mereka tidak mampu membangun jejaring.
Selain itu, ada juga responden yang mengenal figure Imanuel Blegur karena dianggap bisa mengakhiri konflik politik balas dendan dan balas jasa yang sering muncul pasca Pilkada.
@Kedua: Gerbong Abdul Madjid Nampira
Gerbong ini cukup besar ada juga tersebar di Alor. Kekuatan basis pantai menjadi ciri khas figur yang satu ini dalam menggalang dukungan masa di Pilkada Alor nanti.
Karena Madjid menjadi kader Alor dari pantai satu-satunya yang berani mendeklarasikan diri maju menjadi calon Bupati Alor di Pilkada 2024.
Wawancara saya dengan berbagai responden, mayoritas di desa-desa pantai menempatkan elektabilitas Madjid Nampira di posisi teratas, antara 90-99%.
Survey sederhana saya ini, kekuatan solidaritas pemilih pantai yang kini mencapai sekitar 37% ini diprediksi mayoritas 90-99% mengenal dan memberikan dukungan penuh pada figur Madjid Nampira.
Tak sedikit responden di gunung juga mengenal sosok Abdul Majid karena mereka yang sudah bertemu Madjid merasa sosok ini mempunyai karakter khas: sederhana, menghormati anak-anak, perempuan, suka berbagi kasih pada Gereja, Masjid dan kelompok masyarakat rentan, juga yang tertimpa musibah bencana alam.
Selain itu, mereka menaruh pilihan pada Madjid karena sosok yang satu ini dianggap bisa melakukan pemerataan pembangunan politik anggaran pada daerah-daerah terisolir karena memiliki jaringan Jakarta.
Mayoritas responden juga menaruh kesukaannya pada Madjid karena isu minoritas dianggap tidak lagi akan berpengaruh pada Pilkada maupun pemerintahannya.
Sebab menurut mereka, data statistik membuktikan bahwa desa-desa di pesisir jauh lebih makmur dan sejahtera ketimbang desa-desa di gunung.
Karena itu mereka menaruh optimismenya pada kebijakan politik anggaran Madjid yang akan lebih berpihak pada masyarakat di gunung daripada di pantai.
Ada pula responden yang mengatakan, lebih baik dukung Madjid karena meskipun dia berasal dari pantai namun kontribusi keluarganya atau moyangnya Raja Nampira untuk masyarakat gunung ini sudah dibuktikan dengan menerima injil Kristen masuk Alor.
Sejarah jasa Raja Nampira yang ikut dibaptis saat menerima Injil kekristenan masuk Alor ini menurut mereka akan sulit dipakai lawan politik menjatuhkan sosok Madjid dalam isu minoritas (Islam atau kader dari pantai).
Bila isu itu tertuju padanya maka sebagai orang gunung mereka mengaku akan malu pada jasa moyang Raja Nampira yang menerima injil Kristen.
Mayoritas responden di gunung juga menaruh kesukaannya pada Madjid karena menganggap Madjid adalah sosok figure yang sudah beres soal politik identitas: perbedaan agama, suku dan ras.
Madjid berpotensi maju melalui pintu koalisi partai-partai Islam. Saran saya, Madjid cukup ambil 6 atau 7 kursi saja supaya kursi lain digunakan paket lain karena semakin banyak paket yang maju di Pilkada Alor maka semakin memberikan peluang kemenangan pada paket Madjid.
Pertanyaannya, bagaimana analisis skema wakil yang pas untuk Madjid Nampira sehingga bisa membantu mendongkrak suaranya?
a. Madjid saya sarankan melirik wakil dari gunung besar. Syarat ini wajib dilihat karena peluang kontribusi sebaran suara pantai akan cukup besar kepadanya sehingga ia akan lebih tepat mengambil calon Wakil dari gunung besar untuk meraup suara gunung.
Mengapa kader gunung? karena kader-kader di gunung besar selama ini belum pernah memimpin (menjadi Bupati/Wakil). Ini akan memberikan pengaruh besar pada suara paket Madjid.
Selain itu, realitas pembangunan di wilayah gunung yang masih terbelakang ini jika munculkan wakil dari mereka maka sangat membentuk polarisasi pemilih tradisional yang solid memenangkan pasangan itu. Kita tak bisa hindari polarisasi pemilih tradisional ini karena memang masih ada kental dalam kultur pemilih Alor.
Saran saya pilihan wakil, ada nama: Azer D. Laoepada, Reiner Atabuy, Marthen Maure, Seprianus Kaminukan, Dominggus Asadama, Sony Kaimat, Dony M. Mooy, Yapi Hingiir, Jacobus Pulamau, Imanuel Plaituka, Mesak A. Malailak, Anderias Saitakela, dll.
Asal dengan syarat mereka bisa meraup kontribusi suara gunung minimal 10-15%. Ini harus dibuktikan dengan survey sehingga peluang mengambil wakil dari unsur like dislike dari pendekatan tim sukses juga perlu dihindari dan semuanya harus dibuktikan dengan angka survey calon wakil teratas.
b. Peluang kedua, saya sarankan Madjid mengambil calon wakil, Iskandar Lakamau. Nah, Iskandar sejauh ini selain kader dari gunung, sosok ini juga memiliki basis dukungan yang sangat kuat di seluruh wilayah Alor.
Ini dibuktikan dengan survei sederhana saya pada beberapa responden, elektabilitas Iskandar menempati posisi 4 besar.
Angka itu jelas akan memberikan peluang dan kontribusi suara yang sangat besar dalam kemenangan paket Abdul Madjid Nampira-Iskandar Lakamau.
Saya memprediksi bila kedua paket ini keluar namanya dalam pilkada Alor 2024 maka praktis berpotensi bisa menang telak.
Oleh karena ini Pilkada Alor maka saran obyektif saya, Iskandar juga harus legowo menjadi wakil dari Madjid bila ada tawaran itu. Karena survey saya nama Iskandar masih kalah dari angka Madjid.
Bila tawaran Wakil ini Iskandar menolak maka saya prediksi Iskandar akan sulit mendapatkan pintu partai, bertarung di Pilkada Alor 2024.
Pilihannya mau mulus wakil atau tidak maju (untuk yang ketiga kalinya. hehe). Semuanya menjadi pilihan dilematis Bapak Iskandar jelang hari H penentuan paket nanti.
c. Abdul Madjid juga berpeluang paket dengan Alvonso F. Gorang. Pilihan mengambil wakil Alvonso ini karena survey sederhana saya juga Alvonso masuk 5 besar elektabilitasnya dikenal publik.
Ini karena faktor Rektor Untrib termuda dua periode yang cukup dikenal dan saya prediksi suaranya cukup menyebar merata di Alor.
Kolaborasi paket Madjid dengan akademisi muda yang satu ini akan sangat memberikan kontribusi suara pada Pilkada 2024.
Saya kira ini pilihan dilematis pada Pak Alvonso juga, bahwa mau Wakil menang mulus atau tidak maju karena sulit dapat pintu partai. Hehe. Peluang komunikasi masih sangat terbuka karena Politik itu dinamis setiap menit bisa berubah.
Kesimpulannya, siapapun yang paket Wakil dengan Madjid ini akan berpeluang menang telak, hanya jika dengan syarat perlu melihat angka survey wakil minimal 10-15% dan atau syarat kader dari gunung besar dengan berbagai aspek.
Kedua syarat ini menjadi penting diperhatikan supaya Madjid bisa bertarung sengit melawan gerbong kekuatan Imanuel E. Blegur-Mulyawan Djawa. Hehe.
@Ketiga: Gerbong PDIP dan Koalisinya
Gerbong ini menjadi seksi, taruhan hidup mati. Sebab berdasarkan peta konflik politik yang ada selama ini antara PDIP dan pemerintahan Bupati Amon Djobo-Imran Duru, tentu akan menentukan siapa figur yang pas diusung PDIP nanti.
Analisis prediksi saya, PDIP berpotensi mengusung paket Simeon Th. Pally dan Enny Anggrek di Pilkada Alor 2024.
Mengapa kedua sosok figur ini, karena PDIP tahu paket ini cukup berpeluang menang dan akan menjalankan misi “pembalasan dendam politik” pada pemerintahan Amon – Imran. Hehe.
Bukti PDIP cabut dukungan politik pada paket AMIN di tahun lalu imbas dari kisruh dengan Mensos Tri Rismaharini, itu akan menjadi “balas dendam” yang menarik di pemerintahan Pally – Anggrek jika terpilih nanti. Hehe.
Selain itu, terlengsernya Enny dari jabatan Ketua DPRD Alor ini juga sangat memberikan sedikit pengaruh politik “balas dendam” di pemerintahan mereka jika terpilih nanti. Hehe.
Menarik memang membaca peta politik “balas dendam” karena siklus fenomena alam politik Alor ini hemat saya secara eksplisit memang ada di setiap pergantian kepala daerah. Yang menang biasanya “mengkandangkan yang kalah, yang adalah rivalnya.” Itu hal biasa bagi orang Alor. Hehe.
Pada sisi lain, PDIP juga tentu masih membaca peta kekuatan Simeon Pally. Sosok mantan Bupati yang satu ini menurut survey sederhana saya itu elektabilitasnya masih berada di tiga besar teratas.
Itu karena faktor pernah menjabat Bupati satu periode dan legacy politiknya seperti di bidang pendidikan, buka sekolah baru di mana-mana, membangun infrastruktur jalan, pelabuhan, menaikan harga komoditi, buka bandara Kabir, dan sejumlah infrastruktur di masanya, sangat terkenang di hati basis pemilihnya di pelosok Alor. Kandidat senior yang satu ini juga masih memiliki timsus dan basis pemilih yang solid.
Jika PDIP tidak mengambil Paket Pally-Anggrek maka idealnya ambil lah paket Calon Bupati/Wakil Bupati, Iskandar Lakamau – Alvonso F. Gorang. Sebab, jika kedua paket figur muda sesama gunung ini juga dipaketkan maka peluang menang telak akan sangat terbuka lebar di kubu PDIP.
Mengapa sosok Iskandar Lakamau yang menjadi calon Bupati, karena kita harus obyektif bahwa survey sederhana saya, tingkat popularitas dan elektabiltas public pada Iskandar masih teratas dari figur Alvonso Gorang maupun dengan figur lain.
Pilihan paket PDIP ini juga akan menentukan kemenangan di Pilkada Alor 2024 karena PDIP selalu menang Pilkada.
Karena itu pertarungan siapa lolos dari pintu PDIP menjadi pertarungan politik hidup mati. Jika PDIP kalah, maka sudah pasti mereka akan “sakit” lagi selama lima tahun. Hehe.
@Keempat: Gerbong Koalisi Demokrat dan Gerindra
Gerbong ini termasuk gerbong main bebas dan taruhan hidup mati rebutan semua calon, tetapi harus cerdik dan cerdas. Hehe.
Saya sarankan gerbong ini perlu menjejaki mengambil figur Iskandar Lakamau – Alvonso F. Gorang bila tak diusung PDIP.
Jika tidak maka pilihan usung paket Iskandar Lakamau-Sulaiman Singh atau Iskandar Lakamau-Merianus Kaat atau Iskandar Lakamau-Boli Girangmau atau Iskandar Lakamau-Nabois Tallo atau Iskandar Lakamau – Sry Inang Enga.
Peluang paket ini masih terbuka lebar untuk menang di Pilkada Alor. Dan saran saya, peluang usung paket Iskandar Lakamau-Alvonso F. Gorang masih jauh lebih berpeluang menang dibanding usung kader lain karena survey sederhana saya, kedua sosok muda gunung-gunung itu punya elektabilitas yang bagus, masuk 5 besar di atas rata-rata.
Namun jika partai tidak melirik kader potensial itu maka peluang kalah telak sangat terbuka lebar. Kalah berarti “miskin dan sakit,” karena itu saya sarankan Demokrat, Gerindra dan koalisinya harus cerdik membaca peluang calon yang diusung.
Pertaruhan Pilkada ini akan seru dan menguras semua energi, bukan pemilihan RT, jadi kader partai yang tidak punya popularitas dan elektabilitasnya jangan memaksa diri maju. Tapi masih ada peluang dan waktu menaikkan elektabilitas kader partai. Hehe.
@Kelima: Gerbong Kader Birokrasi
Gerbong birokrasi atau kadernya Bupati Amon dan Wakil Bupati Alor Imran Duru . Gerbong ini juga akan berpeluang diusung koalisi partai Golkar di Pilkada Alor 2024.
Peluang Amon-Imran mengusung kadernya ini dengan maksud untuk melanjutkan program pemerintahannya.
Selain melanjutkan tongkat pemerintahan, kedua sosok ini juga akan berpikir mengedepankan asas “tinggal aman” pasca 10 tahun memerintah. Hehe.
Pertanyaannya, siapa yang bakal diusung Amon-Imran?
Bupati Amon dan Wakil Imran itu pemimpin yang cukup cerdik dan bijak membaca peluang peta politik 2024, sebab hari-hari mereka hidup dan mengurus masyarakat di desa-desa sejak berpuluh tahun lalu menjadi ASN. Kekuatan basis pemilih AMIN ini saya prediksi masih solid.
Ada beberapa nama calon Bupati yang Pak Amon siapkan bertarung di Pilkada Alor 2024 yang sering menjadi buah bibir masyarakat, yaitu: Imran Duru, Fredik I. Lahal, Joseph Malaikosa dan Yustus Dopongabora.
Keempat sosok ini masing-masing mempunyai sebaran kekuatan yang sama. Kemudian Calon Wakil Bupati yang disebut-sebut bakal mendampingi mereka juga ada beberapa nama yang disebut. Paket pilihan Amon Djobo ini diprediksi antara lain:
a. Imaran Duru – Joseph Malaikosa atau Imran Duru – Dominggus Asadama, atau Imran Duru – Yapi Hingiir.
Kolaborasi paket pantai gunung ini juga dianggap bisa memiliki kekuatan dan peluang besar bertarung di Pilkada Alor.
b. Joseph Malaikosa – Husein Tolang. Paket ini juga dianggap bisa bertarung dalam pilkada Alor. Jika didukung gerbong Bupati Amon dan Imran ditambah gerbong birokrasi maka peluang paket ini bisa berpeluang menang juga di Pilkada.
c. Fredrik I. Lahal – Yapi Hingiir atau Fredrik I. Lahal – Muhamad Bere atau Fredrik I. Lahal – Muhamad Baisaku.
Komposisi paket ini juga dianggap cukup memiliki basis dukungan yang besar jika diusung nanti. Namun, hemat saya, paket Fredrik I. Lahal dan Yapi Hingiir atau Fredrik Lahal- Muhammad Bere, masih lebih berpeluang menang Pilkada jika mereka didukung penuh oleh Amon-Imran dan gerbong birokrasi.
Siapapun yang bakal diputuskan Bupati Amon dan Wakil Imran nanti, saran saya, semua harus sama-sama bekerja ekstra untuk memenangkan paket yang diusungnya karena gerbong birokrasi ini masih dianggap penentu dalam kemenangan Pilkada Alor.
Hanya saya sarankan, Bupati Amon dan Wakil Bupati Imran harus secepatnya memutuskan siapa figur-figur di atas yang akan diusung nanti di Pilkada Alor 2024.
Sebab survey sederhana saya di masyarakat bahwa angka-angka elektabilitas kader Amon-Imran yang disebutkan di atas itu cenderung angkanya rata-rata masih jauh di bawah dibanding figur lain.
Ini karena faktor pemilih basis AMIN masih ambigu menentukan pilihan soal siapa kader yang akan disodorkan oleh Amon-Imran. Yang jelas masyarakat menanti siapa paket dari keempat kader terbaik di atas yang akan diusung Amon-Imran.
Karena itu saran saya, Bupati Amon dan Wakil Imran harus ikuti jejak Presiden Jokowi yang sejak awal memutuskan signal dukungan politik pada Ganjar Pranowo di Pilpres nanti.
Pak Amon dan Imran harus cepat membuat keputusan politik paket siapa yang akan diusung, sebab itu akan menentukan elektabilitas figur yang diusungnya pada survey-survey yang sekarang lagi marak dilakukan oleh lembaga-lembaga survei Nasional.
Apabila sudah ada keputusan politik namun para figur yang disurvei tersebut angkanya tetap masih di bawah rata-rata maka saran saya, jangan mengusung mereka dan dukunglah salah satu dari empat gerbong figur di atas.
Jika itu terjadi maka saya menduga peluang Bupati Amon dan Imran sangat terbuka mendukung kubu Madjid Nampira dan atau kubu Iskandar Lakamau daripada gerbong Imanuel Blegur, Pally dan PDIP. Sebab itu tadi, mau turun aman-aman selamanya atau tidak aman selamanya. Hehe.
Kita menanti kejutan politik yang akan terjadi jelang penentuan paket pilkada Alor 2024. Prediksi saya kelima gerbong besar inilah yang akan berpeluang mengisi Pilkada Alor 2024. Atau paling tidak akan keluar empat atau tiga gerbong jika dikalkulasi dari 30 kursi yang ada (masing-masing koalisi rata-rata 7-8 kursi usung 1 paket maka peluang empat paket sangat terbuka luas).
Selain lima gerbong di atas, kalau ada figur lain yang memaksakan kehendak maju maka peluang dapat kursi sangat tipis, dan jika lolospun mereka akan menjadi penggembira saja di Pilkada Alor 2024. Hehe.
Waktu masih panjang, jalan lain pun masih terbuka, silahkan masing-masing bekerja menaikkan angka elektabilitasnya dan membangun jejaring dengan pimpinan Parpol di Jakarta.
Selamat membangun negosiasi dan komunikasi politik yang harmonis, dan tetap membangun kebersamaan, kekeluargaan dalam nuansa Taramiti Tomi Nuku menuju Pilkada Alor 2024.
Hindari politik praktis yang masif kampanyekan politik identitas. Kita ingin Pilkada kali ini menjadi pesta demokrasi rakyat paling menarik dan berkualitas sepanjang masa.
Kita juga harus akhiri politik identitas, sebab isu identitas di Pilkada nanti akan tidak ampuh karena ada paket gunung pantai, paket pantai gunung, gunung-gunung, pantai-pantai dan sisa yang berikut akan muncul di 2024.
2024 menjadi Pilkada yang asik karena saban hari politik identitas ini akan hilang dalam peradaban politik Alor, dan menghentarkan kita pada politik kebangsaan yang akan mengedepankan diskusi visi misi, program kerja dan cara pemecahan soal-soal daerah.
Kita juga perlu hindari polarisasi saling serang antar timsus karena kita tidak tahu, hari ini bermusuhan, eh, esoknya bakawan sambil bapegang tangan, bapeluk erat malu-malu. Dalam hati masyarakat, hiiii… ini orang dong tidak tahu malu bah woi. Hehe.
Itulah kita memaknai politik itu dinamis; segala peluang masih terbuka lebar, dan saya optimis, semua nama yang muncul di atas merupakan figur-figur yang berkapasitas baik jika satu di antara mereka terpilih memimpin Alor periode 2024-2029. Demikian analisis saya.
Catatan: Perlu diketahui bahwa survey saya ini masih sangat tidak sempurna sehingga disarankan Anda jangan percaya, perlu diujinya melalui lembaga survey yang kredibel. Terima kasih. Shalom. Assalamualaikum. Selamat Natal.