Kalabahi –
Bupati Alor Drs. Amon Djobo mengumumkan data terbaru penanganan covid-19 di Kabupaten Alor, Provinsi NTT, per hari ini Senin 30 Maret 2020 sekitar pukul 15.00 wita. Berdasarkan data itu, total jumlah penanganan covid-19 di Kabupaten Alor sebanyak 122 orang. Ada juga pejabat daerah masuk daftar ODP.
Rincian datanya: jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 2 orang dan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebesar 120 orang. Total 122 orang.
“Kita ada dua pasien dalam orientasi pengawasan (PDP). Lalu, ada 10 orang dalam evaluasi untuk monitoring. Mereka orang dalam pemantauan (ODP). Sedangkan 110 orang (ODP) itu datang dari daerah-daerah yang terjangkit (virus corona),” kata Bupati Amon kepada wartawan, Senin (30/3) di Kalabahi.
Amon Djobo menjelaskan, dua PDP yang sempat dirawat di RSUD dua pekan lalu, kondisi kesehatannya sudah dinyatakan sembuh dan sudah dipulangkan ke rumah masing-masing. Akan tetapi status mereka tetap masuk kategori pasien dalam pengawasan.
“Dua pasien (PDP) sudah sembuh. Sudah selesai (jalani perawatan di RSUD). Sembuh. Dua orang itu 0%. Artinya sudah sembuh tetapi masih dalam status pengawasan,” ujarnya.
Baca Juga:
https://tribuanapos.net/2020/03/20/dua-wna-di-alor-masuk-daftar-odp-virus-corona/
Sementara 10 orang ODP, semuanya pejabat daerah. Mereka juga baru pulang tugas dari Jakarta. Menurut Bupati, karena Jakarta merupakan ibu kota yang populasi terjangkit virus corona terbesar di Indonesia maka para pejabat Pemkab Alor tersebut kemudian ditetapkan dalam status ODP dan sedang dikarantina di rumah masing-masing.
“10 orang dalam pemantauan (ODP) itu pejabat. Mereka ke Jakarta pulang sampai hari ini belum masuk 14 hari. Jadi 10 orang itu (ditetapkan dalam status) orang dalam pemantauan (ODP),” jelasnya.
Bupati menambahkan, sedangkan untuk 110 orang dalam pemantauan, mereka baru saja pulang ke Alor. Semuanya berdatangan dari daerah terjangkit covid-19.
“110 orang itu, orang yang dalam perjalanan dari daerah terjangkit ke Alor. Bukan dorang yang terjangkit, tidak, tapi dorang dari daerah terjangkit corona. Mereka pulang, ada yang pulang libur dan macam-macam itu. 110 orang itu ada yang dari New Zelan, dari Jepang, Irian, Bali, Kalimantan, macam-macam begitu,” ungkapnya.
Amon Djobo mengungkapkan, dari data banyaknya ODP tersebut di atas, pemerintah daerah sedang melakukan pengawasan ketat. Bila nanti ada ODP yang mengalami sakit seperti gejala terserang virus corona maka Bupati meminta segera ke RSUD untuk melakukan penanganan medis.
“Mereka ini kita awasi. Satgas corona awasi ketat. Kalau ada yang sakit, segera ke rumah sakit. Ruang isolasi kita sudah siapkan. Kalau eskalasinya tinggi maka nanti kita pakai gedung SLB di Wolatang. Kita sudah siapkan,” tutur Bupati Amon.
Baca Juga:
https://tribuanapos.net/2020/03/28/pmi-alor-semprot-disinfektan-cegah-virus-corona/
Meski angkanya melejit tinggi namun Bupati menegaskan sejauh ini Alor masih dalam taraf aman karena belum ada pasien positif terjangkit virus corona. Bupati Amon menghimbau warga Alor tidak boleh berlibur ke Alor dalam masa pandemi corona. Apabila ada yang masih berkeinginan ke Alor maka pemerintah akan lakukan karantina masal di gedung SLB Wolatang.
“Eskalasi kita kan masih aman sebenarnya ini. Karena belum ada pasien positif. Makanya kita tetap himbau, yang di rantau jangan dulu pulang datang Alor, ah. Pemerintah sudah kasih himbauan itu harus dituruti. Ditaati. Jangan pulang sampai masa wabah ini selesai. Ini penyakit tidak baik ko masih saja ada yang tidak taat himbauan pemerintah. Kalau ada yang masih datang (Alor), kita karantina di SLB Wolatang. Tempat kita sudah siapkan,” Bupati geram.
Bupati kesal masih ada masyarakat Alor yang belum menaati himbauan-himbauan pemerintah daerah tentang disiplin menjaga jarak sosial, rutin cici tangan, aktivitas di rumah dan jaga pola hidup sehat.
Ia meminta masyarakat menghentikan segala macam aktivitas berkumpul di tempat-tempat umum. Bila masih ada yang kumpul-kumpul maka ia akan meminta aparat kepolisian meindak tegas dan memproses hukum.
“Masyarakat kita ini memang susah. Kita sudah himbau jangan duduk kumpul-kumpul, mereka masih saja kumpul. Nah, ini yang soal. Ada juga yang masih pesta-pesta, kumpul adat sana sini, main bola voley ramai-ramai, peknik segala macam, ini yang sebenarnya tidak boleh. Kita harus disiplin ikut himbauan pemerintah. Semua tempat-tempat suci saja orang ibadah di rumah ko. Ini penyakit tidak baik, masalah bangsa, jadi semua masyarakat harus mengerti mengikuti himbauan-himbauan pemerintah,” pungkasnya.
Bupati mengakui pemerintah daerah cukup sulit menangani wabah corona karena SDM dan sejumlah fasilitas kesehatan masih terbatas. Minimnya Alkes dan SDM yang dimaksud Bupati adalah kekurangan alat pelindung diri (APD) dan kurang tenaga medis yang menangani corona. Ia juga mengakui warganya masih belum disiplin mengikuti himbauan-himbauan pemerintah. (*dm).