Kalabahi –
Camat Alor Timur Daud Hanadjaha menyebut, sebanyak 200 Kepala Keluarga (KK) terdampak bencana banjir di Desa Maritaing. Bencana itu pun menyebabkan longsor yang membuat ruas jalan Negara Kalabahi-Maritaing dan jalan menuju Pos Lintas Batas Negara atau PLBN di Duli terputus total.
Data itu diperoleh Camat Daud setelah timnya melakukan pencatatan terhadap semua kerusakan yang timbul akibat banjir yang terjadi pada Senin (1/2/2021) malam.
“Catatan kami jumlah korban terdampak banjir itu ada 200 KK. Ada kerusakan rumah, tanaman, ternak dan macam-macam. Semua kami sudah data dan totalnya ada sekitar 200 KK itu,” kata Daud, dihubungi Minggu (7/1) di Maritaing, Ibukota Kecamatan Alor Timur.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/02/05/pokir-ditolak-3-fraksi-jawab-kisruh-politik-di-dprd-alor/
Camat Daud mengatakan, sejumlah pejabat daerah seperti Kepala Bapelitbang Obet Bolang dan Kabag Kesra Setda Alor juga sudah terjun ke lokasi, memantau situasi pasca banjir Maritaing.
Ia menyebut, banjir yang terjadi di Maritaing pada Senin lalu penyebabnya faktor curah hujan yang tinggi pada Senin lalu sekitar pukul 15.00 WITA hingga tengah malam.
Akibat curah hujan tersebut, banjir menyapu bersih semua tanaman/ternak warga dan beberapa rumah penduduk. Seisi perkampungan Maritaing dan sekitarnya semuanya terendam banjir berhari-hari.
Selain itu, banjir juga menyebabkan longsor dan merusak struktur badan jalan Negara Ruas Kalabahi-Maritaing persisnya di pintu masuk Desa Maritaing. Jalan negara itu terbelah hingga terputus. Hal itu membuat akses transportasi dari dan menuju Kalabahi-Maritaing terputus total.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/02/05/bri-kalabahi-bantu-fasilitas-cuci-tangan-di-pasar/
Adapun kerusakan lainnya yaitu jalan di wilayah Desa dari Maritaing menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Maritaing di Duli juga ikut terputus akibat banjir. Sehingga arus transportasi darat dari dan ke Desa Elok terputus total.
“Ada dua jalan yang rusak pasca banjir. Satu jalan negara di ujung Desa Maritaing dan satunya lagi jalan menuju PLBN di Duli juga rusak total. Kalau jalan negara itu kemarin dari PT Tiga Darah sudah naik perbaiki jadi untuk sementara masyarakat ada pakai. Karena ini jalan negara jadi kita harap dari Kementrian PU bisa perbaiki bikin baik kembali,” ungkapnya.
Camat Daud menerangkan, banjir yang terjadi di Alor Timur disebabkan oleh luapan air di bendungan Noa. Bendungan itu meluap karena curah hujan terjadi sepanjang hari sejak hari Senin, Selasa dan Rabu lalu.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/02/04/update-ini-strategi-satgas-covid-19-alor-cegah-wabah-virus-corona/
Akibat curah hujan tinggi, luapan air dari bendungan Noa sulit dibendung oleh tanggul penahan banjir sehingga air berhasil masuk dan merendam seisi perkampungan desa Maritaing.
“Tanggul di Arakapuru itu terlalu pendek jadi banjir pukul masuk, kampung terendam banjir semua mulai dari kantor Desa di Arakapuru sampai di kantor Polsek Maritaing,” ujarnya.
Camat menyatakan pihaknya sudah merampungkan laporan kerusakan banjir dilampirkan data korban dan kerusakan jalan pasca banjir dan longsor. Laporan itu sudah ia kirim kepada Bupati Alor Drs. Amon Djobo di Kalabahi, tembusannya kepada BPBD, Dinsos dan sejumlah OPD terkait pada hari Jumat (5/1).
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/02/03/pdip-alor-temui-kapolres-tanya-kasus-surat-paw-palsu-anggota-dprd/
Daud berharap tim teknis Dinas PUPR bisa membangun tanggul dan normalisasi kali di sepanjang kampung Arakapuru menuju Maritaing. Selain itu irigasi di depan kantor Desa juga perlu dibangun supaya bisa menahan banjir yang bersumber dari kali di belakang kantor Desa.
“Solusinya ya kalau bisa normalisasi kali dan kasih tinggi tanggul. Karena kali itu sudah penuh naik setara dengan tanggul jadi banjir tetap masuk perkampungan. Kalau bisa bangun juga irigasi di depan kantor Desa supaya bisa menahan banjir dari belakang kantor Desa. Nanti perlu ada reboisasi bendungan (Noa) juga supaya bisa menahan banjir,” pinta Camat Daud.
Diketahui, banjir di Desa Maritaing Alor Timur pada Senin lalu menyebabkan longsor dan memutus jalan Negara Kalabahi-Maritaing. Selain longsor, banjir juga menghancurkan semua tanaman dan ternak warga serta sejumlah bangunan rumah juga ikut terendam banjir. (*dm).