
Kalabahi –
Bupati Alor Drs. Amon Djobo marah staf Menteri Sosial di Rumah Jabatan Bupati Alor. Kemarahannya memuncak hingga Bupati menyebut Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri paling bodok di hadapan staf Mensos.
Video berdurasi 3 menit 09 detik tersebut direkam seorang tamu Bupati, kemudian viral di media sosial hingga menimbulkan kontroversi di jagad maya.
Kejadian itu terjadi sekitar tanggal 6 April 2021 malam, H-2 sebelum jadwal kedatangan Mensos Risma memantau bencana Siklon Seroja di Kabupaten Alor, Provinsi NTT.
Staf Mensos datang ke Alor menemui Bupati Alor hendak koordinasi kedatangan Mensos Risma di Alor pada tanggal 8 April pukul 12.00 sesuai jadwal Kunker Mensos.
Baca juga: https://tribuanapos.net/2021/04/12/tuduh-bohongi-rakyat-alor-di-tengah-duka-bencana-okp-cipayung-ntt-desak-presiden-copot-mensos-risma/
Namun akibat kejadian itu Mensos dilaporkan batal datang ke Alor setelah berkunjung ke Adonara dan Lembata bersama Presiden Jokowi. Mensos Risma baru datang ke Alor pada tanggal 4 Mei 2021 membagikan santunan sekaligus memantau korban bencana di Pulau Pantar.
Insiden kemarahan Bupati pada staf Mensos itu penyebabnya berawal ketika Ketua DPRD Alor Enny Anggrek turut membantu distribusi bantuan sosial sembako Presiden dan Mensos di Bulog kepada warga terdampak bencana Seroja di sejumlah wilayah.
Diduga koordinasi awal penyiapan dan distribusi Bansos Presiden dan Mensos di Bulog Alor tersebut dilakukan antara Risma dan Enny Anggrek pasca bencana Seroja 4 April. Karena keduanya sesama kader partai PDIP sehingga saling kenal.
Baca juga: https://tribuanapos.net/2021/04/12/tuduh-bohongi-rakyat-alor-di-tengah-duka-bencana-okp-cipayung-ntt-desak-presiden-copot-mensos-risma/
Pembagian Sembako Presiden dan Mensos oleh Ketua DPRD tersebut juga turut melibatkan Koordinator PKH Alor, Darwin Anwar dan Koordinator Program Terpadu Kesejahteraan Sosial (TKS) Alor, Naza.
Selaku Ketua DPRD, kehadiran Enny Anggrek bagi sembako Presiden tersebut disebut-sebut sekaligus memantau langsung penanganan bencana Seroja, juga menyerap aspirasi para korban sesuai tugas dan fungsi pengawasan legislatif yang melekat padanya menurut ketentuan UU MD3.
Bupati Alor geram dan menyesalkan kejadian tersebut karena menurutnya, seharusnya selaku kepala daerah (eksekutif), Kemensos wajib berkoordinasi dengannya dalam hal pembagian Bansos Presiden dan Mensos, bukan dengan Ketua DPRD dan PKH.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/pemkab-alor-umumkan-jumlah-korban-akibat-bencana-siklon-seroja-capai-66-orang/
Sebab sesuai tupoksi yang diatur UU MD3, DPRD (Legislatif) tidak berwenang membagikan Bansos Presiden dan Mensos Risma. Akan tetapi yang berwenang adalah eksekutif atau pemerintah daerah melalui satgas penanganan bencana Seroja yang dibentuk, dikoordinir BPBD.
Kemarahan Amon Djobo tersebut membuat Pemkab Alor melalui Sekda Soni O. Alelang kemudian melayangkan surat protes melaporkan Mensos Risma ke Presiden Jokowi.
Namun informasi yang dihimpun wartawan, insiden itu sudah berakhir damai karena Bupati Alor dan staf Mensos akhirnya bertemu di Jakarta dan saling berpelukan, maaf-memaaf.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/pemkab-alor-umumkan-jumlah-korban-akibat-bencana-siklon-seroja-capai-66-orang/
Diketahui, Bupati Alor Amon Djobo dan Ketua DPRD Alor Enny Anggrek sudah lama berkonflik politik hingga berujung saling melapor pidana di kepolisian. Sejumlah kebijakan politik daerah hingga saat ini juga masih menuai ketegangan akibat keduanya belum berdamai.
Konflik politik kedua petinggi daerah tersebut membuat Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Urbanus Ola Hurek meminta Gubernur NTT turun tangan mendamaikan keduanya.
Sebab DPRD dan Pemda adalah mitra kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga butuh hubungan harmonisasi di antara kedua pejabat tersebut. Namun hingga saat ini belum ada upaya mediasi damai dari Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat.
Tonton video Bupati Alor Amon Djobo marah staf Mensos:
(*dm).