Kalabahi –
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Cipayung di Kabupaten Alor Provinsi NTT mendesak Presiden Joko Widodo mencopot Tri Rismaharini dari jabatan Menteri Sosial RI.
Sebab Mensos Risma dituduh melakukan pembohongan publik, mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya akan berkunjung ke Alor melihat langsung puluhan korban bencana Siklon Tropis Seroja namun tidak ditepati alias bohong.
Sebelumnya Mensos Risma diagendakan kunjungan kerja ke Kabupaten Alor NTT pada Kamis 8 April 2021 pukul 12.30 WITA. Jadwal kunjungannya ke Alor ditetapkan setelah Mensos berkunjung memantau korban bencana di Maumere Sikka dan Adonara Flotim. Namun jadwal kedatangannya ke Alor tersebut dibatalkan tanpa alasan yang jelas.
Setelah batal jadwal ke Alor, Mensos Risma malah mengeluarkan pernyataan yang tersebar di media sosial bahwa ia akan berkunjung ke Alor karena korban di Alor terus bertambah sejak badai Siklon Tropis Seroja terjadi pada Minggu hingga Selasa (6/4).
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/11/bantu-korban-bencana-abdul-madjid-nampira-duka-alor-duka-kita/
Pernyataan inkonsistensi Mensos Risma tersebut menimbulkan polemik di masyarakat Alor yang sementara ini berduka dilanda bencana alam. Hal itu membuat seluruh OKP Cipayung di Kabupaten Alor geram dan mendesak Presiden Jokowi mencopot jabatan Risma.
Desakan pencopotan tersebut disampaikan Ketua HMI Cabang Alor, GMNI Cabang Alor, GMKI Cabang Kalabahi, PMKRI Cabang Alor, KNPI Alor dan sejumlah ormas lainnya.
Ketua HMI Cabang Alor Rahman Mujirimin Hering mendesak Presiden Jokowi mencopot jabatan Risma dari jabatan Mensos karena sudah berbohong pada publik Alor di tengah duka bencana alam.
Rahman mengatakan seharusnya Mensos Risma tidak mengumbar janji bahwa akan datang memantau para korban bencana di Alor. Sebab janji itu membuat rakyat Alor merasa terhibur namun faktanya dibohongi karena Mensos batalkan kedatangannya ke Alor setelah kunker di Maumere dan Adonara Sikka, tanpa alasan yang jelas.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/10/polri-antar-sembako-bencana-6-ton-sumbangan-kapolri-ke-alor-timur/
“Dari awal dia (Mensos) itu menyatakan bahwa dia mau ke Alor. Tapi faktanya dia tidak datang dengan tidak memberikan alasan yang jelas. Masyarakat kita kecewa lah. Kita sudah duka, jangan buat janji di atas janji pada saat kita lagi berduka. Harusnya dia datang lihat korban yang mengalami bencana ini. Apakah korbannya sudah bertambah, sudah ditemukan atau yang sakit kondisinya sehat atau tidak. Itu tugas dia,” kata Rahman, Minggu (11/4/2021) di Kalabahi.
“Kami (HMI) merasa bahwa dia (Menteri Risma) ini sudah melakukan pembohongan publik. Kalau memang tidak datang ya tidak usah buat janji,” lanjut Rahman kesal.
Ketua HMI menjelaskan, kehadiran pemerintah pusat terutama Menteri Sosial sangat diharapkan di tengah duka bencana. Namun, hingga saat ini belum ada wakil pemerintah pusat yang datang memantau langsung para korban di Alor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/10/bencana-seroja-alor-lockdown-ribuan-warga-terancam-kelaparan/
“Padahal kehadiran pemerintah pusat, Menteri Sosial di Alor itu sangat diharapkan sekali. Dia harus hadir. Kalau Pak Presiden sudah ke Lembata sana ya dia (Mensos) itu datang Alor lah. Kita maklumi Presiden tidak ke Alor karena agendanya sibuk. Tapi kan salah satu Menteri bisa datang. Ini tidak semua. Kita kesal sekali,” ungkapnya.
Mantan Wasekum Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) HMI Cabang Alor itu lalu mendesak Menteri Sosial meminta maaf kepada publik Alor. Sebab pernyataan Mensos Risma tersebut telah melukai nurani rakyat Alor yang tertimpa musibah bencana. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga.
Bila Mensos tidak meminta maaf maka HMI mendesak Presiden Jokowi segera mencopot jabatan Mensos Risma dengan tidak hormat.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/08/korban-bencana-di-alor-ntt-alami-trauma-butuh-konseling/
“Kalau dia (Menteri Sosial) tidak bisa klarifikasi bahasanya dan tidak memberikan alasan-alasan mengapa tidak datang Alor maka sebaiknya jabatan dia itu dicabut saja. Presiden copot saja itu. Dia hanya janji tinggal janji saja tidak memberikan alasan-alasan yang masuk akal. Kita rakyat Alor di NTT desak dia segera turun dari jabatan. Karena ada banyak orang yang mau jadi Menteri Sosial,” tegas Ketua HMI Rahman sambil mengatakan HMI juga bergabung dalam Relawan Pemuda Alor.
Pernyataan yang sama juga disampaikan DPC GMNI Cabang Alor. Wakil Ketua Bidang Kaderisasi GMNI Alor Welem Maniyeni menyampaikan bahwa GMNI sangat kesal atas ketidakhadiran Menteri Sosial memantau situasi bencana di pulau Alor.
Welem mengatakan, Mensos Risma seharusnya menempati janjinya untuk datang ke Alor melihat langsung korban bencana tanah longsor dan banjir bandang.
“Seharusnya ibu Menteri datang. Pernyataan ibu Menteri di media itu sudah jelas bahwa dia akan ke Alor. Semua orang Alor sudah tahu itu. Tiba-tiba beliau tidak datang ini kan bagian dari pembohongan publik,” kesalnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/08/8-jasad-korban-bencana-alor-ntt-ditemukan-11-masih-hilang/
“Kalau sudah bicara terbuka di media mau datang baru tidak datang itu pembohongan publik. Sekelas Menteri baru begitu itu memalukan sekali. Ini membuat citra pemerintahan pak Jokowi buruk. Kalau pak Jokowi sudah ke Lembata ya Menteri sosial atau salah satu Menterinya harus datang ke Alor sebagai bukti bahwa Negara hadir. Apa kita ini bukan wilayah NKRI kah?” tanya dia.
Welem menegaskan, GMNI kesal karena Kabupaten Alor termasuk salah satu daerah di NTT yang paling terdampak musibah bencana Seroja namun minim perhatian pemerintah daerah dan pusat.
“Alor ini jumlah korban meninggal sangat tinggi. Ada korban yang belum ditemukan. Ini butuh perhatian dan kehadiran pemerintah pusat. kita berharap Menteri bisa datang supaya bisa melihat situasi korban dan lihat sendiri kerusakan yang terjadi dan apa yang perlu dilakukan. Kami melihat perhatian pemerintah pusat dan daerah ini minim sekali ketimbang teman-teman relawan di Alor,” pungkas Waket Welem sambil mengatakan GMNI juga bergabung dalam Relawan Pemuda Alor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/08/tni-berhasil-evakuasi-jenazah-anak-berusia-8-bulan-korban-bencana-longsor-di-alor-selatan/
GMNI meminta Presiden Jokowi mengevaluasi kembali jabatan Mensos Risma di jajaran Kabinet Indonesia Maju. Sebab pernyataan Mensos yang hendak ke Alor namun batal tersebut sudah melukai nurani rakyat Alor di tengah duka bencana alam.
Pengurus Cabang PMKRI Alor Yoas Famai juga menyatakan kekesalannya terhadap Menteri Sosial Tri Rismahairini yang membuat pernyataan hendak ke Alor namun batal. Yoas malah menuding Menteri Sosial adalah sosok menteri pembohong.
“Itu Menteri putar balik (bohong). Kita Alor meninggal 28, yang hilang 13 orang, luka-luka ada 25 orang. Kenapa korban begini banyak ko Presiden dengan Menteri Sosial tidak datang lihat? Kalau Presiden tidak datang ya salah satu Menterinya itu harus datang sebagai wakil Negara. Kita ini bagian dari NKRI ko apa?” kesal Yoas yang kini menjabat Biro Marga PMKRI Cabang Alor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/07/ini-identitas-puluhan-korban-bencana-alor-ntt-yang-meninggal-dan-hilang/
“Dia (Mensos) janji mau datang Alor tapi kenapa Ibu Menteri batal ke Alor tanpa alasan yang jelas? Presiden harus pecat dia,” tegas Yoas di sela kesibukannya menggalang bantuan korban bencana bersama FMN dan IMAHLOLONG Cabang Alor yang tergabung dalam Relawan Indonesia Bangkit.
Sementara itu Ketua BPC GMKI Kalabahi Kalfin R. Karbeka juga kesal atas pernyataan Mensos Risma yang hendak ke Alor melihat para korban namun batal tanpa alasan. Kalfin mengatakan, belum tahu pasti alasan mengapa Mensos tiba-tiba batalkan kunjungan kerjanya di Alor pada Kamis (8/4/2021).
“Memang beliau (Mensos) sudah sampaikan pernyataannya bahwa akan ke Alor. Entah penyebabnya apa tidak sampai ke Alor, kita juga tidak tahu. Harusnya ibu Menteri datang Alor karena korban kita cukup banyak, ada yang hilang,” ujarnya sambil mengatakan GMKI bergabung dalam Relawan Pemuda Alor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/korban-bencana-di-alor-timur-laut-butuh-bahan-makanan-pakaian-anak-anak-dan-obat-obatan/
Ketua GMKI meminta kehadiran salah satu wakil pemerintah pusat di Alor untuk melihat langsung para korban bencana alam. Sebab kehadiran pemerintah pusat tersebut diharapkan bisa mengobati luka para korban badai banjir dan tanah longsor.
“Kita sangat berharap ada perwakilan dari pemerintah pusat untuk ada di sini. Paling tidak bisa ada pemulihan bagi korban bencana. Presiden saja begitu tiba di Lembata memberikan jaket kepada korban bencana. Itu secara psikologis mereka sangat terhibur. Para korban pasti merasa bahwa mereka diperhatikan Negara. Ini yang menurut saya tidak ada di Alor sehingga ada yang merasa bahwa oh mungkin kita ini bukan bagian dari NKRI. Ya wajar kalau kekesalan itu disampaikan ramai di media sosial,” ungkapnya.
Ketua GMKI meminta Mensos segera mengklarifikasi pernyataannya di media atas ketidakhadirannya di Alor. Kalau tidak maka akan meninggalkan kesan yang buruk bagi para korban bencana.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/keluarga-minta-basarnas-dan-sar-alor-temukan-24-korban-hilang-akibat-bencana/
“Kalau tidak klarifikasi maka masyarakat akan merasa bahwa kita dibohongi dan itu akan memperdalam luka yang ada. Karena para korban ini sudah kehilangan keluarga, kehilangan tempat tinggal dan harta benda ini emosi sikologinya akan makin tidak stabil karena dibongi oleh pemerintah sendiri. Ini yang perlu dipikirkan,” ungkapnya.
“Saya kira ibu Menteri perlu klarifikasi memberikan alasan yang pasti mengapa ibu tidak datang ke Alor supaya masyarakat jangan merasa bahwa mereka tidak diperhatikan oleh pemerintah pusat. Ibu Menteri representasi Negara jadi kehadirannya itu bisa menghibur sikologi korban,” lanjut Kalfin.
Kalfin akan melaporkan masalah itu kepada Pengurs Pusat GMKI di Jakarta untuk menyampaikan hal itu kepada Presiden Jokowi agar mempertimbangkan posisi jabatan Risma sebagai Menteri Sosial.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/knpi-dan-gmki-galang-donasi-untuk-korban-bencana-alor/
DPD KNPI Kabupaten Alor juga ikut kecewa atas ketidakhadiran Menteri Risma di Alor melihat duka para korban bencana. KNPI kesal karena Mensos sudah membuat pernyataan ke Alor namun dibatalkan tanpa alasan jelas.
“Kita kecewa berat karena sudah ada pernyataan ibu Menteri Sosial di berbagai media bahwa ibu akan datang ke Alor melihat kondisi keadaan masyarakat Alor,” kata Ketua Bidang Olahraga, Seni Budaya dan Pariwisata DPD KNPI Alor, Bennoni Karibera.
Bennoni menyebut, seharusnya Mensos Risma hadir di Alor karena ada 28 korban meninggal dunia, 13 dinyatakan hilang dan 25 orang luka-luka.
“Data korban kan Alor banyak sekali. Seharusnya ibu Menteri hadir di Alor. Kalau sudah janji begitu baru tidak datang kan tentu masyarakat akan melihat dan menilai sendiri apakah dia berbohong atau tidak. Yang pasti kita sangat kecewa kalau ibu Menteri tidak hadir di Alor,” pungkasnya, sambil katakan DPD KNPI juga bergabung dalam Relawan Pemuda Alor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/ini-jenis-bantuan-bencana-yang-diantar-langsung-mensos-risma-ke-ntt/
Senada, Ketua IMAHLOLONG Cabang Alor Absalom Alota juga kesal terhadap Menteri Sosial yang sudah melakukan pembohongan publik kepada rakyat Alor di tengah duka bencana. Absalom merasa dianaktirikan karena tak ada satupun wakil pemerintah pusat datang ke Alor.
“Kami rakyat Alor ini merasa bahwa kami ini dianaktirikan. Kami tidak diperhatikan. Karena sudah janji mau datang Alor tapi tidak datang. Kita juga bagian dari Indonesia. Kami sangat berharap ibu Menteri Sosial datang untuk melihat duka yang kami alami,” katanya.
“Sepertinya kita dibohongi. Karena Ibu sudah memberikan pernyataan di media mau turun tapi fakta tidak turun Alor. Ini pembohongan. Kita sakit hati sekali. Kita relawan tidak ada uang tapi kita lagi berupaya untuk bantu saudara-saudara kita yang korban bencana tapi di mana kehadiran Negara?” kesal Absalom.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/anggota-dprd-ntt-jan-windy-minta-pemprov-gunakan-dana-btt-tanggulangi-bencana/
“Kalau bisa Ibu Menteri klarifikasi pernyataannya karena seolah-olah ibu sudah memberikan keterangan palsu (akan datang ke Alor tapi bohong). Kami minta ibu harus bertanggungjawab. Berikan klarifikasi. Apalagi kita ada bencana sampai banyak korban jiwa tapi seolah-olah ibu memberikan keterangan palsu karena tidak datang Alor,” lanjut dia.
“Kalau memang ibu tidak turun ya Bapak Presiden harus mengevaluasi kembali jabatan ibu. Kami tidak mau kami ditipu (dibohongi) di tengah bencana,” pungkas Absalom yang juga bergabung dalam Relawan Indonesia Bangkit untuk korban bencana Alor.
Aktivis FMN Alor Darma Buatlapai juga menuding Mensos Risma sebagai Menteri Pembohong. Sebab Mensos sudah membuat pernyataan ke Alor namun tidak menempatinya. Darma minta Presiden segera copot Menteri Risma.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/06/pemkab-alor-umumkan-jumlah-korban-akibat-bencana-siklon-seroja-capai-66-orang/
“Dia Menteri pembohong yang tidak punya nurasi sosial melihat korban bencana di Alor. Dia layak dicopot dengan tidak hormat. Presiden segera copot dia itu. Bangsa ini masih punya banyak putra/putri yang punya nurani sosial dan mau hadir di tengah duka kita. Jangan buat janji-janji bilang mau datang tapi tidak datang. Memalukan sekali menterinya,” tegas Darma yang juga bergabung dalam Relawan Indonesia Bangkit.
Mantan Sekretaris HMI Cabang Kupang, Sokan Teibang juga ikut menyoroti ketidakhadiran Menteri Sosial di Alor memantau bencana alam.
“Kami ini sakit. Masa Presiden dan Menteri Sosial hanya sampai di Lembata dan Flores terus pulang. Lembata ini kan dekat Alor saja, masa tidak bisa mampir ke Alor. Kehadiran Presiden dan Ibu Menteri inikan bisa pulihkan sikologi korban. Itu yang kita harapkan,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/05/bencana-alor-sejumlah-korban-tewas-puluhan-lainnya-dilaporkan-hilang/
Ditanya Mensos sudah memastikan ke Alor namun batal hadir, Sokan mengatakan: “Ini Menteri Sosial yang tidak punya hati sosial. Dia itu harusnya datang Alor. Kalau Bapak Presiden sibuk ya Ibu Menteri harusnya datang Alor lihat kondisi para korban.”
“Kalau memang ibu Menteri tidak datang Alor maka masyarakat bisa menilai bahwa yang selama ini dilakukan di televisi itu hanya pencitraan saja. Sikap dan perilaku para Menteri itu diuji saat Negara sedang dalam situasi sulit ini. Kalau tidak datang di Alor, Rote, Sabu, Timor ya patut kita pertanyakan, ada apa ini ko hanya hadir di Flores saja? Rakyat Alor dan NTT perlu tahu itu,” sambung Sokan.
Sokan mengatakan seorang Menteri harusnya tidak mempertimbangkan sentimen politik, agama dan kelompok tertentu dalam memberi perhatian di tengah Negara sedang duka. Menteri harus hadir meski di daerah jauh yang dilanda bencana.
Sokan meminta Komisi VIII DPR RI menanyakan ketidakhadiran Mensos Rirma di Alor dan sejumlah daerah di NTT memantau korban bencana.
“Mau data korbannya belum sampai atau kalau ada sentimen politik, agama atau apapun dengan siapapun juga ya sebagai menteri Negara dia wajib hadir di tengah-tengah duka rakyat Alor. Karena bencana ini masalah kemanusiaan, masalah Negara yang sudah sepatutnya Menteri hadir. Kita minta Ketua Komisi VIII DPR RI tanyakan ini kepada ibu Menteri Sosial,” ujar Sokan.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/03/banjir-warga-alor-pikul-kenderaan-seberang-jalan-nasional/
Menteri Risma sebelumnya mengatakan bahwa korban bencana Siklon Tropis Seroja di Provinsi NTT terjadi di beberapa wilayah. Terparah berada di Adonara Flotim, Alor, Maumere dan Lembata.
“NTT itu sebetulnya ada di Adonara, kemudian Alor, kemudian ada di Pulau Lembata. Saya akan ke sana semuanya,” kata Mensos Risma di sela pantauan korban bencana, Rabu 7 April di Bima NTB.
Mensos memastikan dirinya akan terbang langsung memantau para korban bencana di Adonara, Alor dan Lembata. Karena menurut laporan yang dia terima, daerah tersebut korban terus bertambah.
“Ini ada harus ke Alor. Di Alor kemarin laporannya yang meninggal gerak (naik) terus. Di Alor itu ada 16 tapi gerak terus, ada tambah ditemukan lagi kan gitu-gitu. Saya gak hafal kalau belum lihat laporannya. Insya Allah besok pagi (saya ke Alor),” ujarnya dikutip akun youtube La’huin Anainfar Official.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/03/hujan-deras-pohon-tumbang-tutup-akses-jalan-nasional-kalabahi-maritaing/
Kendati demikian, Mensos Risma hanya melakukan kunjungan kerja ke Adonara dan Maumere pada tanggal 8-9 April dan membatalkan kunkernya ke Alor tanpa alasan yang jelas.
Walau tak kunjungi Alor, Mensos titipkan bantuan sembakonya bersama Presiden Jokowi melalui Ketua DPRD Alor Enny Anggrek untuk disalurkan kepada para korban bencana alam.
Bencana Siklon Tropis Seroja meluluhlantahkan 18 Kecamatan di Kabupaten Alor Provinsi NTT pada Minggu hingga Selasa (6/4).
Laporan sementara BNPB Alor menyebutkan bahwa bencana itu menyebabkan 66 orang korban, di antaranya, 28 meninggal dunia, 13 dilaporkan hilang dan 25 lainnya mengalami luka-luka. Selain itu, bencana tersebut juga merusak 600 rumah penduduk dan fasilitas umum daerah.
Tonton video pernyataan Risma hendak ke Alor:
(*dm).