Kalabahi – Politisi Partai Gerindra Kabupaten Alor Iskandar Lakamau, mengaku kecewa dengan keputusan DPP Partai Gerindra yang memberikan tugas khusus kepada Gabriel Binna-Mulyawan Djawa sebagai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Alor tahun 2024. Meski kecewa, Iskandar tetap optimis bahwa dia akan maju Calon Bupati Alor berpasangan dengan Hj. Husein Tolang yang akan diusung partai politik lain.
“Memang secara pribadi, secara manusia pasti ada kecewa tapi tetap kita letakan itu sebagai orang organisasi yang menghormati keputusan Gerindra,” kata Iskandar merespon keputusan Gerindra yang tidak mengusungnya di Pilkada Alor, Sabtu (20/7) dihubungi saat sedang berada di Jakarta.
“Saya dan Pak Haji Husein Tolang (bakal calon Wabup) akan tetap maju dari PKS dan partai lain. Kami masih di Jakarta, masih koordinasi untuk dapat tiket partai. Intinya keputusan (Gerindra) ini tidak akan melunturkan semangat kami pimpin Alor,” lanjut Bendahara DPC Partai Gerindra Alor itu.
Iskandar mengatakan, keputusan DPP Gerindra memberikan penugasan partai kepada pasangan bakal calon Bupati dan wakil Bupati Alor; Gabriel Binna-Mulyawan Djawa adalah suatu keputusan politik yang tidak hati-hati melihat kondisi geopolitik Alor.
“Saya lihat ini sesuatu yang tidak beretika karena kita sudah sepakat terus buat seperti itu. Ini apakah sudah masuk angin atau apa? Memang Pak Gab ini sudah lama di partai, tapi apa dia untung tidak, bisa menang atau tidak? Itu soal,” kesalnya.
Iskandar mengaku kecewa dengan sikap Gabriel Binna dan Soleman Bolivasius Gorangmau yang tidak konsisten menjalankan kesepakatan politik karena ketiga kader Gerindra itu disebut pernah duduk berembuk untuk distribusi kader ke berbagai tingkatan sebelum Pemilu 2024.
Menurutnya, kesepakatan politik antara dia, Gabriel Binna dan Soleman Gorangmau kala itu yaitu: Gabriel Binna didorong maju sebagai Caleg DPR RI, Soleman Gorangmau maju Caleg DPRD Provinsi NTT dan Iskandar Lakamau maju sebagai Calon Bupati Alor 2024.
“Kita sudah sepakat jalan tapi tidak pernah ada rapat di DPC minta saya harus mundur dan bapak Gab yang maju, itu tidak ada. Beliau sudah omong kita tidak boleh satu orang dua panggung. Bapak Gab ke DPR RI, bapak Boli (Caleg) Provinsi dan saya (maju calon Bupati) Alor. Sudah sepakat, semua tahapan semua kita ikuti dengan baik, jalan kampanye, bapak Gab sendiri bilang kita tidak punya kursi, kita besarkan Gerindra untuk bapak Is pake maju Bupati. Kita usaha sampai 4 kursi di Gerindra. Saya sebagai ketua Bapilu, sebagai ketua pemenang Prabowo-Gibran, tapi ya ini semua berubah sekarang,” kesalnya.
Iskandar menjelaskan, niatnya maju bertarung di Pilkada Alor melalui tiket partai Gerindra ini sudah lama diwacanakan di internal DPC Partai Gerindra Kabupaten Alor. Ia menyebut, kala itu ada rapat di DPC yang memutuskan mayoritas kader memintanya maju bertarung di Pilkada Alor 2024 sehingga seluruh relawan dan simpatisannya juga mulai aktif kerja politik menaikan popularitas dan elektabilitasnya. Ia kesal komitmen politik yang dibuatnya bersama Gabriel Binna dan Soleman Gorangmau itu sekarang sirna pasca Gabriel Binna tak terpilih sebagai Anggota DPR RI.
“Kita rapat DPC juga semua sepakat untuk usulkan saya maju calon Bupati Alor. Setelah itu ada rapat DPC lagi untuk memutuskan kita buka lagi pendaftaran bagi kader lain. Hal ini muncul karena bapak Gab tidak lolos DPR RI. Akhirnya kita jalan dan pada titik ini seperti rakyat ketahui,” katanya.
Iskandar menyatakan, ia akan legowo menerima keputusan partai yang mengusung Gabriel-Mulyawan jika sebelumnya semua itu dibicarakan dari hati ke hati di internal partai. Meski demikian, Iskandar Lakamau tetap menunjukkan sikap ketokohannya untuk menerima keputusan DPP.
“Semestinya ada rapat di DPC untuk kita sepakat dorong ini, itu, tapi mungkin dari saya ada hal-hal yang tidak layak (diusulkan jadi calon Bupati) ya itu tidak dibicarakan di internal DPC,” ujarnya.
“Kalau dari awal komunikasi baik-baik ya saya pasti terima. Tapi ya sudah, semua sudah jalan. Kita hormat surat tugas DPP. Sebagai orang partai, SK DPP ini hanya memerintahkan tapi tidak melihat geopolitik daerah. Kader dari Gerindra yang didorong dengan basis menang yang kecil,” lanjut Iskandar.
Iskandar menunjukkan sikap ketokohannya sebagai seorang pemimpin dengan menerima keputusan DPP walau sakit. Ia memastikan bahwa akan tetap menjadi kader partai Gerindra. Sebab itu adalah pesan yang sering disampaikan Ketua DPD Gerindra Provinsi NTT Ir. Esthon Foenay.
“Saya ingat pesan bapak Esthon: Dalam politik kita beda tapi dalam Tuhan kita bersaudara,” ujarnya sambil tertawa.
Iskandar juga menyinggung kemungkinan kecil ada partai-partai lain merapat berkoalisi dengan Partai Gerindra mengusung Gabriel-Mulyawan di Pilkada Alor. Sebab menurutnya kini partai politik lain juga sedang mewacanakan usung kadernya sendiri.
“Sekarang sudah ada paket baru mau komunikasi partai. Partai mana yang mau? Semua partai sudah ada calon. Jadi ini semua ini saya lihat tidak akan jalan sesuai harapan. Semua akan fatal, ujung-ujungnya Gerindra akan tergantung,” jelasnya.
Iskandar kemudian mengkalkulasi peta koalisi partai politik Alor jelang pendaftaran di KPU dengan melihat jumlah perolehan 30 kursi di parlemen sesuai hasil Pemilu 2024. DPRD Alor 30 kursi; PKS 4, Gerindra 4, PKB 4. Demokrat, Nasdem dan Golkar masing-masing perolehan 3 kursi. PAN, PERINDO, PDIP dan PPP masing-masing 2 kursi, dan 1 kursi dari PSI.
“Kita sudah bisa membayangkan mana-mana dukungan partai-partai itu. Kalau Gerindra sudah paket baru komunikasi ke partai lain ini tidak mungkin. Kemungkinannya kecil. Ingat bahwa ini surat tugas, bukan SK. Jangan bilang senior tapi bapak Gab kita tahu persis elektabilitas di Alor. Kita jangan paksakan diri. Jangan bilang ini kader partai, perintah partai. Jangan. Ada potensi kalah. Tapi ini belum final, kita hormati,” katanya.
Iskandar menambahkan bahwa jika pun calon yang diusung Partai Gerindra keluar bertarung di Pilkada maka itupun potensi menang akan sulit karena Gabriel juga adalah kader dari wilayah pulau Pantar yang akan bersaing dengan Imanuel Blegur, Simeon Pally dan Alvons Gorang yang kemungkinan besar lolos calon Bupati.
“Apalagi dengan keluarnya bapak Gab di Alor maka peta politik di Alor sudah bisa kita tahu keterwakilan daerah mana-mana. Kita harus tahu kondisi representasi dan wilayah mana. Ini harus diperhatikan. Tidak mungkin orang dari wilayah yang sama, maju juga di daerah yang sama,” katanya.
Iskandar menilai SK DPP Gerindra memberikan penugasan partai kepada Gabriel-Mulyawan itu terlalu terburu-buru hanya melihat senioritas Gabriel di Partai, tanpa memperhatikan aspek politik yang lain.
Iskandar kembali menegaskan bahwa ia pasti maju bersama calon wakilnya Hj. Husein Tolang di Pilkada Alor tanggal 27 November 2024 mendatang. Ia juga optimis keduanya bakal diusung oleh PKS dan PDIP dengan total 6 kursi atau bisa juga berpeluang diusung oleh partai Golkar dan Perindo.
“Saya tetap optimis maju Bupati dari partai lain. Ada PKS, tidak mungkin diambil pak Majid Nampira karena semua partai muslim. Maka kita ada peluang dari PKS. Saya dengan bapak Haji Husein, proses kita jalan dan SK sudah mau keluar. Tinggal kita tuntaskan kewajiban maka SK sudah ada. Kemudian dengan PDIP, kita sudah bangun komunikasi. Ini partai sangat melihat hal-hal geopolitik keterwakilan dan elektabilitas sehingga kita optimis bisa dapat rekomendasi tiket dari PDIP. Perindo dan Golkar juga belum (tetapkan calon). Jadi peluang saya masih terbuka lebar,” ujarnya penuh optimis.
Iskandar pun meyakini bahwa proses goncang-ganjing politik yang ia hadapi ini adalah suatu ujian iman yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidupnya. Ia optimis bahwa Tuhan akan menolongnya lolos maju calon Bupati Alor.
“Bapak Gab bilang kader kasta 1 di Gerindra tapi Tuhan pasti menyediakan pintu lain bagi saya untuk pimpin Alor. Pesan saya, dalam politik kita berkompetisi, dalam Tuhan kita bersaudara. Saya menerima keputusan itu. Silahkan berjalan. Apapun hasilnya kita hormati,” tegasnya.
Iskandar Lakamau mengimbau kepada pendukung dan relawannya untuk tetap setia berdoa dan mendukung dia dan Hj. Husein Tolang di Pilkada Alor. Ia pastikan bahwa akan berikan kejutan politik jelang pendaftaran di KPU Alor pada tanggal 26-29 Agustus 2024 mendatang.
“Terima kasih ini semua proses-proses yang Tuhan izinkan. Kita semua Kaka adik ada tinggal di Alor. Kita berdoa Tuhan pasti buka jalan. Saya masih di Jakarta. Kita semua berpikir tentang Alor. Kita kader Alor, kader Gereja, kita semua harus ada baru kita sama-sama bangun Alor. Tuhan memberkati,” tutup Iskandar.
Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto resmi memberikan tugas kepada Gabriel Abdi Kusuma Beri Binna dan Mulyawan Djawa sebagai pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Alor di Pilkada 27 November 2024.
Surat tugas Nomor: 09 – 0067/TGS-PILKADA/DPP-GERINDRA/2024 itu diteken Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra H. Ahmad Muzani, tanggal 2 Juli 2024.
Merespon penugasan itu, Gabriel dan Mulyawan dengan penuh syukur siap menjalankan perintah partai untuk menangkan Pilkada Alor yang akan berlangsung pada tanggal 27 November 2024.
“Sebagai kader partai saya selalu setia, loyal dan siap menjalankan penugasan,” kata Gabriel dihubungi Tribuanapos.net, Sabtu 20 Juli 2024 di Kota Kupang. (*dm).