Kupang –
Majelis Sinode GMIT mengeluarkan himbauan kepada seluruh Jemaat GMIT, mulai Minggu 22-31 Maret 2020, beribadah di rumah masing-masing. Ibadah untuk sementara tidak dilakukan di Gereja.
Himbauan tersebut dikeluarkan GMIT setelah mencermati penyebaran corona virus disease (Covid-19) yang makin mewabah di Indonesia.
Surat himbauan bernomor 310/GMIT/I/F/Mart/2020, tertanggal 20 Maret 2020. Perihal: Himbauan Pencegahan Corona Virus Disease (covid-19).
Surat ditujukan kepada masing-masing Ketua Majelis Klasis dan Ketua Majelis Jemaat di seluruh wilayah GMIT untuk diteruskan kepada Jemaat.
Surat, ditanda tangani Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt Dr. Mery Kolimon dan Sekretaris GMIT Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th.
Poin tiga isi surat itu mengatakan bahwa, kebaktian minggu maupun ibadah rumah tangga mulai tanggal 20 hingga 31 Maret 2020 dilakukan di rumah masing-masing. Meskipun Ibadah di rumah masing-masing namun tetap mengikuti tata ibadah atau liturgi yang disiapkan gereja.
“Kebaktian minggu maupun ibadah rumah tangga untuk tanggal 20 Maret s/d 31 Maret 2020 kami minta berlangsung di rumah masing-masing dengan menggunakan liturgi yang disiapkan oleh Majelis Sinode atau Majelis Jemaat,” kutip poin 3 isi surat Sinode GMIT yang diterima wartawan, Sabtu (21/3) di Kalabahi.
Isi surat tersebut, Sinode GMIT juga menghimbau kepada seluruh Jemaat untuk melakukan doa serentak setiap jam 9 malam di rumah masing-masing.
Berikut isi surat himbauan Sinode GMIT:
Kepada : Yang Terhormat,
- KMK se-GMIT;
- KMJ se-GMIT;
Masing – masing
di –
Tempat
Salam kasih dalam Yesus Kristus,
Semoga kami dapat menjumpai Bapak/Ibu dalam keadaan damai sejahtera.
Kita sedang menghadapi ancaman serius dari wabah coronavirus yang membutuhkan komitmen kita bersama untuk mencegah penularannya. Informasi yang kami dapat dari berbagai sumber, termasuk Dinas Kesehatan Propinsi NTT dan Kota Kupang, mendorong kita semua sebagai komunitas untuk berperan sungguh-sungguh dalam pencegahan makin mewabahnya penyakit COVID-19 yang telah menjadi pandemi ini. Tanpa peran bersama untuk pencegahan penularan, penyakit ini bisa menjadi ancaman besar bagi kehidupan manusia. Sebagai ciptaan Allah, kita mendapat panggilan dan mandat untuk turut serta dalam misi Tuhan Allah untuk menjaga, memelihara, dan melindungi ciptaan yang sangat dikasihi Allah.
Dalam rangka turut mencegah perkembangan dan penyebaran penyakit ini, dan menindaklanjuti surat Majelis Sinode Harian GMIT sebelumnya, melalui surat ini kami menghimbau bapak/ibu sekalian untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
Baca Juga:
- Kami meminta setiap keluarga untuk MELAKUKAN DOA SERENTAK SETIAP JAM 9 MALAM DI RUMAH MASING-MASING. Kita berdoa dan memohon kepada Allah yang di dalam Yesus Kristus PuteraNya telah memenangkan kuasa sakit penyakit, maut, dan kehancuran. Dalam iman, kita percaya wabah ini akan berlalu dan kita dikapai Tuhan untuk turut memutuskan rantai penularannya melalui hidup yang sehat. Untuk itu, kami berharap agar jemaat tidak hilang pengharapan dan tetap optimis.
- Kami mendorong jemaat untuk menggunakan momen belajar dari rumah dan bekerja dari rumah saat ini sebagai kesempatan membangun keintiman relasi di dalam keluarga. Dalam momen ini kita juga memperkuat doa/ibadah keluarga di setiap rumah tangga sambil terus mendoakan bangsa dan pemerintah dalam upaya penangan COVID-19.
- Kebaktian minggu maupun ibadah rumah tangga untuk tanggal 20 Maret s/d 31 Maret 2020 kami minta berlangsung di rumah masing-masing dengan menggunakan liturgi yang disiapkan oleh Majelis Sinode atau Majelis Jemaat. Penetapan tanggal ini akan ditinjau sesuai perkembangan. Untuk kebaktian minggu ini lonceng gereja tetap dibunyikan sebagai tanda kebaktian dimulai.
- Bagi jemaat-jemaat yang masih menyelenggarakan kebaktian minggu maupun ibadah rumah tangga harus mengikuti protokol pemerintah tentang social distancing (jarak sosial):
Baca Juga:
https://tribuanapos.net/2020/03/20/dua-wna-di-alor-masuk-daftar-odp-virus-corona/
- siapkan air cuci tangan, sabun, tissue dan/atau hand sanitizer di depan gereja sebelum kebaktian/ibadah dimulai;
- atur tempat duduk dalam kebaktian dengan jarak 1 meter samping kiri kanan muka belakang;
- pengeras suara (mike) dan alat-alat musik yang dipakai dalam kebaktian harus diperhatikan sterilitasnya. Mohon alat-alat itu dibersihkan dengan tissue basah atau disinfektan setelah pemakaiannya dan sebelum dipakai oleh orang lain;
- kolekte dikumpulkan dengan cara masing-masing anggota jemaat membawa persembahannya ke kotak persembahan yang disiapkan. Mohon majelis jemaat menyiapkan dalam jumlah yang memadai agar jemaat tidak berdesak-desakan ketika memberi persembahan;
- petugas penghitung kolekte wajib menggunakan sarung tangan dan bagi mereka disiapkan cairan disinfektan/hand sanitizer;
- kami mohon perempuan GMIT dan unsur-unsur jemaat yang lain dapat membuat hand sanitizer dan masker untuk dibagi kepada mereka yang membutuhkan. Barang-barang ini sekarang sangat dibutuhkan, namun sulit didapat. Cara membuatnya dapat dilihat di internet/you tube.
Baca Juga:
- Kami minta menunda pemberkatan nikah dan resepsinya, ibadah kategorial/fungsional, penahbisan sidi baru, baptisan, perjamuan kudus, perhadapan BPP/UPP, serah terima MJ, perhadapan KMJ/perhadapan, emeritasi, berbagai ibadah syukur dan pelayanan khusus lainnya yang melibatkan banyak orang.
- Kami minta para pendeta yang melayani di jemaat maupun di sekolah, rumah sakit, lapas, kantor klasis, sinode, dan tempat-tempat lainnya menjaga kesehatan masing-masing dengan memperhatikan protokol yang dikeluarkan pemerintah (lihat lampiran).
- Majelis Sinode sudah dan sedang mempersiapkan liturgi minggu sengsara ke 5-7 dan juga liturgi kebaktian Jumat Agung, Paskah I dan Paskah II.
- Perayaan besar untuk paskah seperti prosesi, pawai, dan lain-lain ditunda sampai wabah berlalu. Biasanya dalam perayaan paskah ada pawai obor, cari telur paskah di jemaat-jemaat/rayon dan berbagai perlombaan, kami minta agar kegiatan ini ditiadakan sementara.
- Kami menghimbau kepada jemaat agar untuk sementara waktu tidak bersalaman dengan cara pegang tangan dan cium hidung/pipi, tapi dengan menaruh tangan di dada atau tangkupkan kedua tangan di depan dada.
- Kita semua wajib memperhatikan kelompok-kelompok rentan dalam pelayanan jemaat seperti anak dan para lanjut usia yang gampang menurun daya tahan tubuhnya. Para diaken kami dorong untuk terus berkomunikasi dengan orang-orang sakit, para lanjut usia dan penyandang difabilitas dan memperhatikan keadaan mereka serta mengorganisir dukungan bagi mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan jika dibutuhkan.
- Kami mendorong jemaat-jemaat untuk menopang keluarga-keluarga yang hidup dari penghasilan harian. Jika oleh social distancing dan mereka tidak bekerja sehingga sulit mendapatkan penghasilan untuk hidup sehari-hari bagi keluarganya, maka mereka harus dibantu dengan bahan makanan dan kebutuhan lain oleh sesama anggota jemaat dan oleh pelayanan diakonia gereja. Kami minta majelis jemaat rayon masing-masing mengatur pelayanan ini.
- Dalam situasi darurat ketika dibutuhkan oleh pemerintah, gedung-gedung gereja mesti terbuka untuk menjadi bagian dari tempat pelayanan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan.
- Semua anggota jemaat harus selalu menjaga kesehatan dan menguatkan kekebalan tubuh melalui menjaga pola makan, makan makanan bergizi, beristirahat yang cukup, menghindari kerumunan, tinggal di rumah, dan tidak bepergian jauh.
Baca Juga:
https://tribuanapos.net/2020/03/20/kebijakan-bupati-alor-hadapi-ancaman-corona/
Demikian himbauan ini disampaikan. Atas pengertian serta kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. Tuhan Sang Kepala Gereja dan Pemilik Pelayanan memberkati kita.
Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor
Ketua, Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon
Sekretaris, Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th
(*dm).