Kalabahi –
Festival Panggil Dugong di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur (NTT) akan digelar pada akhir Juli 2020. Menurut rencana Festival tersebut disebut-sebut akan dibuka Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Lokasi Festival menurut rencana akan digelar di Taman Wisata Mali, Kelurahan Kabola. Meskipun lokasi tersebut menjadi pusat Festival, ternyata fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) yang tersedia, sangat memprihatikan alias mubasir.
Pantauan wartawan pada Senin (6/7) di Taman Wisata Mali, suasana persiapan Festival belum nampak dilakukan pemerintah daerah.
Kendati demikian, Taman Wisata ramai dikunjungi para pengunjung yang berwisata di sana. Mereka menikmati keindahan laut, ada pula yang mandi.
Setiap pengunjung yang masuk wajib membayar karcis masuk. Satu orang membayar Rp 5000.
Tribuanapos.net turut menikamti Taman Wisata Mali yang baru selesai direnovasi pemerintah daerah.
Pantai di Taman Wisata Mali sangat indah nan cantik, apalagi di sore hari. Anda akan puas menikmati keindahan laut dan sunset sambil melihat cantiknya panorama alam pulau Sika, rumah Dugong hidup.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/07/08/peneliti-desak-usut-sindikat-ekspor-ribuan-anemon-ilegal-alor/
Setiap hari pengunjung ramai ke sana menikmati suasana pantai Mali yang eksotik itu. Sebagian di antara mereka terlihat mandi sepuasnya. Setelah mandi, para pengunjung terlihat ingin menggunakan fasilitas MCK yang ada namun semua bangunan MCK itu mubasir. Pintu MCK terbuka dan terlihat ada gembok berkarat yang tergantung. Atap bangunannya juga sudah lapuk.
Tribuanapos.net melihat ke dalam toilet, ternyata ada beberapa ruangan dipenuhi barang-barang rongsokan. Ruangan itu berisi barang seperti jerigen, selang, karung dan macam-macam benda lainnya. Tak ada air bersih yang tersedia.
Dari lima ruangan MKCK, ada sekitar 4 ruangan sama sekali tidak berfungsi dan beralih ke gudang penyimpanan benda rongsokan. Tak ada air untuk mandi, cuci dan kakus. Sementara satu ruangan ada air terisi sedikit namun sudah kotor dan berlumut.
Pada sisi bagian depan MCK ada kolam renang. Kolam renang itu berukuran sekitar 15×7 meter persegi.
Kolam renang berisi air tingginya sekitar setengah meter. Air yang berada di kolam renang tersebut nampak kotor, berlumut dan dipenuhi dedaunan. Fisik bangunan kolam renang pun terlihat masih baik namun tidak terurus.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/07/04/ribuan-anemon-laut-yang-percantik-terumbu-karang-alor-diekspor-ilegal/
Pada bagian depan MKCK juga ada tangki air berwarna kuning. Tangki tersebut dipakai untuk menyuplai air dalam MCK namun semuanya tidak berfungsi.
Bagian leret bawah MCK, ada pula bangunan yang berdiri. Diduga bangunan itu dipakai untuk perkiosan namun itu pun tidak berfungsi.
Para pengunjung pantai, tidak bisa memanfaatkan fasilitas MCK itu untuk mencepur diri pasca mandi di laut. Mereka terlihat langsung pulang.
Nando, salah satu pengunjung Taman Wisata Mali berharap, fasilitas MCK dan kolam renang dapat difungsikan kembali jelang Festival Panggil Dugong akhir Juli 2020. Ia tidak ingin fasilitas tersebut dilihat Gubernur Viktor Laiskodat.
“Ya, harus difungsikan untuk kepentingan umum. Ini kan dana negara yang dibangun. Sayang kalau mubasir begini. Kan Festival Dugong nanti dibuka oleh bapak Gubernur, kalau seperti ini ya tentu beliau pasti marah. Semoga cepat diperbaiki sebelum acara Festival digelar,” pungkasnya.
Sekda Alor Sony O. Alelang yang dikonfirmasi wartawan mengatakan, dirinya akan mengecek langsung MKC itu pada besok.
“Ok thanks. Besok saya cek,” katanya saat dihubungi wartawan, Rabu (8/6) di Kalabahi.
Diketahui, Festival Panggil Dugong (Duyung) digelar pertama kali di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Jumat (19/7) hingga Kamis (25/7/2019). Kegiatan yang berlangsung selama satu pekan ini, dipusatkan di Pantai Wisata Mali, Kecamatan Kabola. Kegiatan tersebut dibuka Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. (*dm).