Kalabahi –
Adolf Samasing, pria asal Pulau Pura ini mengatakan dirinya merupakan penemu dan penjinak Mamalia Dugong di perairan pulau Sika, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Wawancara dengan tribuanapos.net, Adolf berkisah, dia menemukan Dugong pertama kali sejak tahun 1999 saat mencari ikan di selat Pulau Sika. Sejak itu ia intens mengamati Dugong.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/06/26/maklumat-kapolri-resmi-dicabut-bagaimana-kasus-ketua-dprd-dan-wabup-alor/
Datang di tahun 2016 ia beranikan diri dekat dengan Dugong dan melakukan upaya penjinakkan.
Nelayan yang beristri perempuan Kabola itu akhirnya berhasil taklukkan Dugong dan bersahabat dengannya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/06/29/dprd-alor-geram-delapan-tahun-pelabuhan-peti-kemas-moru-belum-beroperasi/
Bagaimana kisah dibalik peristiwa penemuan dan penjinakkan Dugong Mali Alor, dan bagaimana sulitnya melakukan upaya penjinakkan hingga Dugong jatuh cinta padanya sampai kini ramai dikunjungi dan menjadi wisata primadona Alor?
Berikut ini video wawancara tribuanapos.net bersama Adolf Samasing, Selasa (30/6) di Pantai Mali, Alor, NTT.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/06/29/pemkab-alor-resmi-putuskan-nama-bandara-kabir-yang-baru/
Video ini juga bercerita tentang curahan hati, harapan Adolf Samasing dan rekan-rekan nelayan pada FESTIVAL PANGGIL DUGONG yang akan digelar Pemkab Alor pada tanggal 29 Juli 2020 mendatang.
Salah satu harapanya, mereka minta pemerintah libatkan mereka (Nelayan Kabola) dalam acara Festival tersebut. Karena Festival tahun 2019, pemerintah tidak mengundang mereka hadir di acara itu yang dibuka oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat. (*dm).
