Forkomdes Alor Gelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pemdes, Ini Isu yang Dibahas

Acara pembukaan pelatihan peningkatan aparatur desa pada Selasa (30/3/2021) di aula kantor Desa Lendola.
Acara pembukaan pelatihan peningkatan aparatur desa pada Selasa (30/3/2021) di aula kantor Desa Lendola.

Kalabahi –

Forum Komunikasi Desa (Forkomdes) se-kabupaten Alor bersinergi dengan Yayasan Tanaoba Lais Manekat (TLM) menggelar pelatihan peningkatan kapasitas pemerintah desa atau Pemdes pada Selasa (30/3/2021). Selain fokus pelatihan, sejumlah isu dibahas juga dalam Forum itu.

Kegiatan pelatihan tersebut dilakukan selama tiga hari di dua lokasi yaitu 25 peserta mengikuti kegiatan di aula Desa Lendola dan 25 lainnya di aula kantor Camat Lembur. Sehingga jumlah pesertanya 50 kepala desa dari total 158 desa yang ada di Alor.

Wakil Ketua Forkomdes Muhammad Palae menjelaskan, Forkomdes bekerjasama dengan Yayasan TLM untuk melakukan pelatihan guna meningkatkan kapasitas Pemdes. Pelatihan tersebut kata Muhamad penting dilakukan supaya para aparatur desa bisa menyelesaikan semua masalah di desa masing-masing.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/03/banjir-warga-alor-pikul-kenderaan-seberang-jalan-nasional/

“Mengapa kita harus melakukan kegiatan ini karena kita tahu teman-teman kita di desa itu pintar-pintar semua, tetapi dinamika yang terjadi di masyarakat tentu kita semua alami. Karena itu kita melakukan kegiatan ini untuk berbagi informasi mengenai masalah-masalah yang kita alami di desa,” kata Muhamad dalam sambutannya.

Muhamad yang kini menjabat Kades Dulolong itu mengatakan, kegiatan pelatihan tersebut baru pertama kali dilakukan sejak Forkomdes terbentuk sekitar tahun 2019 lalu.

Oleh sebab itu ia berharap semoga semua aparatur desa yang mengikuti kegiatan pelatihan dapat memperoleh ilmu untuk diterapkan dalam mengelola pemerintah di desanya.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/04/03/hujan-deras-pohon-tumbang-tutup-akses-jalan-nasional-kalabahi-maritaing/

“Ada banyak hal yang nanti kita sepakati dalam kegiatan di Forum ini, termasuk hak-hak dan kewajiban kita. Karena itu kegiatan-kegiatan di Forum ini sangat penting untuk kita mengikuti secara baik,” lanjut Muhammad.

Kades Muhammad juga meminta para kepala Desa bisa saling berkomunikasi dengan Forkomdes terkait permasalahan yang terjadi di desanya. Ia harap keran komunikasi sangat perlu dibangun untuk menyelesaikan permasalahan desa sebelum sampai ke PMD atau aparat hukum.

Sementara itu Ketua Forkomdes Alor Imanuel Mersi Ouw mengatakan, pelatihan yang digagas Forkomdes dan Yayasan TLM ini difokuskan pada materi kepemimpinan dan manajemen pengelolaan keuangan desa.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/31/resmi-jabat-ketua-rocky-winaryo-resmikan-sekretariat-perindo-alor/

Selain itu, pelatihan ini juga dilakukan sebagai ajang kepala desa saling bertukar informasi mengenai permasalahan dan kemajuan yang dialami di desa masing-masing.

“Kita harap pelatihan ini bisa meningkatkan kapasitas pemerintah desa dalam mengelola masalah dan sekaligus bisa mengelola segala potensi yang ada di desanya,” ujarnya di hadapan 25 kepala desa yang hadir di aula kantor Camat Lembur.

Ketua Forkomdes yang kini menjabat Kades Lendola itu mengucapkan terima kasih kepada Yayasan TLM yang sudah mau bersinergi dengan Forkomdes untuk menggelar pelatihan peningkatan kapasitas Pemdes.

Imanuel yakin bila semua materi yang diberikan para narasumber mampu diserap oleh semua kepala desa dengan baik maka ia optimis semua desa di Alor akan berkembang pesat.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/27/ini-jadwal-dan-syarat-pendaftaran-mahasiswa-baru-untrib-kalabahi-tahun-2021/

Kepala Divisi Transformasi Yayasan TLM Kupang, Ferdy Frans mengapresiasi para kepala desa yang hadir mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas Pemdes.

Ferdy mengatakan, YTLM bekerja sama dengan pemerintah desa membentuk Forkomdes sejak tahun 2019. Tujuannya bukan untuk menggalang dukungan politik kepada bakal calon kepala daerah tertentu melainkan saling belajar berbagi pengalaman dalam membangun desa.

“Ini bukan Forum dukung mendukung politik, tidak. Forum ini dibentuk untuk saling belajar dan berbagi informasi. Karena selama ini desa dengan berbagai keterbatasannya sulit mengakses berbagai informasi yang berkaitan dengan regulasi maupun kebijakan,” katanya.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/26/polisi-tetapkan-pensiunan-pendeta-di-alor-tersangka-percabulan-anak-di-bawah-umur/

Ferdy menjelaskan, Forum ini juga sekaligus akan dimanfaatkan sebagai forum kerjasama antar desa untuk saling mensuport dalam berbagai pembangunan antar desa.

“Maksudnya, dia bisa menjadi motivasi dan menjadi inisiator kerja sama-kerja sama antar desa yang saling menguntungkan,” ungkapnya.

Selain kegiatan pelatihan desa, lanjut Ferdy, YTLM juga melaksanakan kegiatan pelatihan pembangunan desa untuk seluruh Pendeta GMIT di Alor.

Maksud pelatihan kepada Pendeta tersebut dimaksudkan untuk mendorong para Pendeta dan tokoh agama ikut berpartisipasi aktif dalam penyelesaian masalah pembangunan desa.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/15/oknum-pensiunan-pendeta-di-alor-diduga-cabuli-anak-di-bawah-umur/

“Kami mendorong supaya tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat juga terlibat di dalamnya agar pembangunan desa ini dilakukan secara utuh dan menyeluruh. Kadang-kadang kita pikir urusan desa ini hanya kepala desa sa, padahal pendeta juga perlu gabung di dalamnya, dalam musyawarah desa. Ini masih covid jadi sudah selesai nanti kita undang seluruh tokoh agama dan elemen masyarakat untuk hadir dalam kegiatan kita nanti,” ujarnya.

Ferdy meminta para kepala desa yang hadir untuk bertukar informasi terutama berkaitan pada aspek pencegahan dan penanganan Covid-19 di desa masing-masing.

Sebab desa-desa yang dianggap mampu menangani pencegahan Covid-19 adalah pahlawan sejati yang bekerja tanpa pamrih melayani masyarakat majemuk tanpa memandang suku, agama dan golongan. Hal itu sejalan dengan moto dan nilai-nilai TLM.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/14/raih-penghargaan-internasional-dalam-isu-konservasi-mangrove-perempuan-ntt-ini-rindu-temui-jokowi/

“Kita ingin melayani dengan kasih. Kita ingin menyentuh aspek manusia tanpa memandang sekat-sekat kewilayahan yang ada,” ungkapnya.

Ferdy menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bupati Alor Drs. Amon Djobo dan Kepala Dinas PMD yang sudah mendukung kegiatan TLM dan Forkomdes di Alor sehingga kegiatan pelatihan boleh berjalan dengan baik.

Ia berharap dukungan pemerintah daerah tersebut perlu disuport semua pihak termasuk TLM dalam bersinergi membangun desa.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/23/agust-maniyeni-siapapun-bupati-alor-2024-kami-abui-minta-sekda/

Selain itu, Ferdy juga menyampaikan apresiasinya kepada Forkomdes yang sudah mau bersinergi melakukan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas pemerintah desa.

“Ke depan bukan TLM lagi yang tampil tapi kami berharap kegiatan pelatihan seperti ini dilaksanakan dari oleh dan untuk kepala desa melalui Forkomdes. Kita sudah punya 6 Forkomdes di NTT. Kita harap semua bisa mandiri nanti,” pungkasnya sambil mengatakan sedang persiapan membangun Forkomdes di Malaka dan Sumba Barat Daya.

Menurut rencana, setelah kegiatan di Rote Ndao dan Alor ini, TLM juga akan melakukan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas pemerintah desa yang sama di kabupaten Ende setelah Paskah nanti.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/20/terharu-kasad-jenderal-andika-perkasa-umumkan-serda-aprilia-manganang-berjenis-kelamin-pria/

Ferdy juga menyampaikan terima kasih kepada para narasumber yang sudah bersedia hadir di Alor untuk berbagi materi dengan para kepala desa.

Ia harap, kegiatan tersebut dapat menghasilkan output yang berarti bagi kemajuan desa di Alor agar bisa maju setara dengan desa lain di Indonesia.

Kabid Pemberdayaan PMD Alor Marzuki Galeko mengatakan, pemerintah telah mengucurkan dana desa dan alokasi dana desa cukup besar. Karena itu Marzuki minta Forkomdes dapat bersinergi dengan semua pihak termasuk Yayasan TLM untuk mendorong pembangunan desa.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/20/perintis-bandara-pantar-simeon-pally-tak-diundang-di-acara-pendaratan-perdana-wagub-ntt/

Kabid Marzuki menyebut, saat ini SDM Desa sangat terbatas. Oleh sebab itu pelatihan yang dilakukan Forkomdes dan YTLM ini diharapkan bisa membantu para aparatur desa dalam tugas dan fungsinya di desa masing-masing terutama pemanfaatan dana desa.

Marzuki juga mengingatkan para kades untuk tidak melakukan korupsi DD dan ADD. Sebab saat ini sejumlah kepala desa sudah dibui gara-gara terbukti melakukan tindak pidana korupsi dana desa.

“Ini memberikan ingatan kepada kita sebagai orang beriman. Ini bukan menakut-nakuti tapi saya mau semua kepala desa bisa mengelola dana desa dan ADD dengan baik,” pungkasnya. (*dm).