Kalabahi –
Sejumlah pedagang pasar Kadelang yang direlokasi ke Pasar Lipa Kalabahi mengeluh pendapatan mereka anjlok. Di sisi lain, mereka harus menyetor utang koperasi setiap hari.
Ditemui tribuanapos.net di pasar Lipa, J (inisial) mengatakan ia sudah lama berjualan di Pasar Kadelang. Pisang, ubi, jantung pisang, daun ubi, bunga pepaya, cabai, marungga dan kangkung, barang yang dia jual di sana. Suaminya membuat lapak baginya di pasar Kadelang. Sebelumnya ia jualan di lantai tanah.
J, sering meminjam modal koperasi. Biasanya ia pinjam sekitar Rp 500 ribu hingga 5 juta, tergantung kebutuhan usahanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/06/10/dua-pasien-alor-reaktif-covid-19/
Sehari ia diwajibkan membayar utang koperasi sebesar Rp 20 ribu, bila meminjam dalam jumlah Rp 500 ribu. Jika pinjamannya Rp 1 juta maka ia harus menyetor Rp 40 ribu/hari. Kelipatannya begitu sesuai sistem dan perjanjian J dengan salah satu koperasi ternama di Kabupaten Alor.
Sistem penagihannya, staf koperasi setiap hari akan datang menghampiri J di pasar, menagih uangnya. J pun membayar sesuai tarifnya. Terkadang di tunda ke hari berikutnya bila keuntungan jualan merugi.
Menurut J, kehadiran Koperasi sangat membantu dia dalam modal usaha. Ia tidak ingin meminjam di Bank atau jasa pinjaman lainnya karena katanya punya bunga besar, juga bayarnya ribet berbelit-belit.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/06/09/gmki-minta-pemkab-dan-dprd-alor-selesaikan-polemik-relokasi-pasar/
“Pinjaman koperasi sangat membantu kami dalam usaha. Taginya nanti dari mereka sendiri datang. Tidak seperti di Bank,” kata J di dampingi anak perempuannya yang setia menemaninya jualan saat pulang sekolah.
Berjualan di pasar Kadelang menjadi profesi J setiap hari. Keuntungan dari bisnis pangan lokal yang digelutinya biasanya fruktuatif. Sehari kadang mendapat untung Rp 300 ribu – Rp 500 ribu. Keuntungan itu dipakai memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tanggannya. Separonya digunakan untuk biaya sekolah 5 anaknya. Dari 5 anak itu, 3 di antaranya sudah tamat sarjana.
“Hasil jualan ini kami pakai ongkos anak sekolah. Sisanya untuk makan,” ucapnya sambil sibuk melayani pembelinya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/06/08/kunjungi-smk-negeri-1-kalabahi-kadisdik-ntt-beri-arahan-pentingnya-kolaborasi-memajukan-pendidikan/
J dan 753 pedagang termasuk yang direlokasi pemerintah ke Pasar Lipa Kalabahi. Sejak Kamis lalu mereka direlokasi ke Pasar Lipa karena pemerintah akan membangun pasar Kadelang dalam bulan Juni 2021 ini.
Beberapa hari berjualan di pasar Lipa, J bilang pendapatannya sedikit berkurang karena harus bersaing ketat dengan sesama pedagang di pasar Lipa. Ia juga mengakui pendapatan berkurang karena lokasi jualannya yang kurang strategis, ditambah sejumlah pelanggan tetapnya di Pasar Kedelang terputus dengannya di pasar Lipa. Hal itu membuat dia kesulitan memperoleh pendapatan maksimal.
“Di sini saya untung sedikit saja. Cukup untuk makan karena persaingan ketat. Banyak sekali orang jaual di sini,” ujar J sembari melirik ke halaman luar yang banyak dipenuhi jualan sayuran.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/06/07/alor-dapat-dana-rp-23-miliar-bangun-sekolah-terdampak-seroja/
Pendapatannya yang berkurang itu membuat J kesulitan membayar utang koperasinya. Meskipun sudah berkurang pendapatan, J mengaku setiap hari harus didatangi penagih koperasi.
“Kami dikejar koperasi. Setiap hari kami harus setor na. Setornya 20 ribu/hari karena kemarin saya pinjam Rp 500 ribu,” ungkapnya.
J memaklumi pegawai koperasi yang bertugas melakukan penagihan setiap hari.
“Mereka (staf koperasi) tidak salah. Namanya juga itu pekerjaan mereka. Kalau tidak datang ya nanti gaji mereka tidak dibayar koperasi,” lanjut dia.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/06/07/trans-media-bangun-sd-terdampak-seroja-di-alor/
Meski demikian, J mengaku cukup kesal karena penagihan koperasi dilakukan di saat ia lagi menghadapi situasi sulit akibat relokasi.
“Kesal juga tapi itulah kita harus membayar,” katanya sambil mengajak beberapa pengunjung belanja sayurnya.
J kemudian meminta pihak koperasi menunda pembayaran utangnya sampai situasi krisis ini bisa dilewati. Bila tidak maka dia khawatir, pendapatan yang merugi itu akan berdampak pada kebutuhan rumah tangganya.
“Kalau bisa ditunda dulu lah. Ini kami masih belum aman jualan di sini baru tagih terus juga nanti kami lari sembunyi,” pungkasnya sambil tertawa.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/06/06/alberth-ouwpoly-pimpin-ferederasi-olahraga-petanque-indonesia-kabupaten-alor/
Selain keluhkan utang koperasi, J juga mengaku masih di tarik retribusi pasar. Kondisi ini membuat dia kesal karena seolah-olah pemerintah tidak berpihak pada pedagang.
“Kami harus bayar retribusi juga,” ujarnya kesal.
Sementara itu, R, pedagang asal Alemba yang juga ikut direlokasi ke pasar Lipa mengatakan, jualannnya cukup laku di pasaran meski berdagang di tengah penumpukan pedagang. R yang hari-hari menjual sirih, pinang, pisang, cabai merah itu mengaku keberatan juga dengan kebijakan relokasi pemerintah. Namun demikian, dia pasrah saja dan percaya bahwa semua yang dilakukan pemerintah baik adanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/06/06/tangis-keluarga-pecah-saat-jenazah-korban-penembakan-teroris-papua-tiba-di-alor-ntt/
“Jualan saya laku, hanya belum tahu sebulan ke depan. Kalau mau untung atau rugi ya nanti bulan depan baru bisa kami hitung. Intinya kami bersyukur saja jualan di sini (pasar Lipa) dan percaya saja sama pemerintah,” ungkap R yang takut dipecat dari daftar pedagang pasar bila menyebut namanya.
Pemerintah Kabupaten Alor, NTT, pada Kamis lalu merelokasi 753 Pedagang Pasar Kadelang ke Pasar Lipa Kalabahi. Kebijakan relokasi tersebut ditempuh menyusul akan dibangunnya proyek Pasar Kedelang pada Juni 2021 ini hingga ditargetkan tuntas pada tahun 2022.
Proyek pembangunan pasar Kadelang tersebut dianggarkan dengan dana sekitar Rp 9,5 Miliar. Proyek itu dimenangkan kontraktor PT. Mega Tama Permai.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/06/05/pdip-cabut-dukungan-ke-bupati-alor-timses-sama-sekali-tak-berdampak-politik-di-dprd/
Pantauan media ini, sejumlah alat berat sudah dikerahkan ke lokasi pasar Kadelang. Para pekerja juga sudah mulai membongkar lapak-lapak tua yang berada di situ.
Asisten I Setda Alor Ferdy I. Lahal mengatakan, pemerintah akan membangun proyek pasar Kadelang dengan dana Rp 9,5 Miliar. Dana itu bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2021.
Ferdy menyatakan bahwa rencana pembangunan gedung baru pasar Kadelang sudah dirancang sejak lama namun baru dieksekusi tahun ini. Oleh karena itu kebijakan relokasi perlu ditempuh agar mempercepat proyek pekerjaan Pasar Kadelang.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/06/05/bupati-alor-lantik-jacob-sailana-ketua-dewan-koperasi-kabupaten-alor/
Ferdy menambahkan bahwa proyek pembangunan Pasar Kadelang tersebut merupakan bukti keberpihakan pemerintah kepada PKL yang berjualan di tengah terik matahari dan kumuh karena gedung pasar tersebut sudah padat dan tua usianya.
Ia meminta semua pihak mengawasi dan mendukung pembangunan proyek pasar Kadelang. Sebab pasar tersebut dibangun untuk tujuan perdagangan dan meningkatkan ekonomi daerah.
Disinggung mengenai kebijakan subsidi pada pedagang yang merugi, Ferdy mengaku masih akan berkonsultasi dengan Bupati Alor Amon Djobo.
“Subsidi dan pembebasan tarif pasar itu sudah di ranah kebijakan. Nanti akan kami sampaikan ke atasan (Bupati Alor),” pungkas Ferdy juga kini menjabat Plt Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Alor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/06/03/gubernur-ntt-berniat-mediasi-persoalan-bupati-alor-dan-mensos/
Sebelumnya diberitakan, kebijakan relokasi pasar Kadelang ditentang pedagang, sopir angkot dan sejumlah Mahasiswa.
BPC GMKI Kalabahi meminta pemerintah dan DPRD segera selesaikan polemik relokasi pasar. Mereka tidak ingin kebijakan tersebut merugikan pedagang dan menimbulkan kasus baru penyebaran covid-19 akibat relokasi pasar hanya berpusat di pasar Lipa.
Hari ini (10/6) GMNI Cabang Alor dan sejumlah aliansi juga turun ke jalan menggelar demonstrasi menuntut pemerintah dan DPRD segera selesaikan polemik relokasi pasar.
Sejauh ini DPRD Alor dan pemerintah belum memutuskan langkah-langkah kebijakan politik menyusul protes mahasiswa, sopir angkot dan pedagang. (*dm).