Bupati Alor Ajak Masyarakat Dukung Calon Bupati yang Punya Keringat Jatuh di Tanah Alor

Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP ketika hadir membuka acara Lokakarya Guru Penggerak Angkatan 7, Selasa (11/7) di Aula Diknas.
Bupati Alor Drs. Amon Djobo, M.AP ketika hadir membuka acara Lokakarya Guru Penggerak Angkatan 7, Selasa (11/7) di Aula Diknas.
Kalabahi – Bupati Alor Amon Djobo menyinggung sosok kader yang bisa menggantikannya di Pilkada Alor tahun 2024 mendatang.
Amon Djobo menyebut, sosok yang bisa menggantikan posisinya adalah kader yang benar-benar sudah berbuat banyak melayani masyarakat hingga keringatnya jatuh di tanah Alor, bukan jatuh di luar tanah Alor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/07/18/amon-djobo-dukung-ferdy-lahal-maju-calon-bupati-alor-di-2024/
“Orang yang pernah berkeringat di ini daerah saja yang nanti Tuhan angkat pimpin ini daerah. Titik. Yang tidak pernah berkeringat di ini daerah na jangan. Lu sampai cacing kepanasan juga tidak akan mungkin Tuhan kasih berkat pimpin. Karena ini daerah ini agak sedikit unik (dibandingkan) dengan 22 kabupaten/kota di NTT,” kata Amon ketika sambutan membuka acara Lokakarya 7 Guru Penggerak, Selasa (11/7) di Aula Diknas, Jln. Luther Maarang, Kelurahan Welai Timur.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/07/14/30-calon-guru-penggerak-di-alor-ikut-lokakarya-7-panen-hasil-belajar/
“Orang kerja tulus ikhlas, Tuhan angkat. Tapi orang tidak kerja, orang tidak pernah keringatnya jatuh di ini tanah, paksa bagaimanapun mau jadi Bupati tidak akan bisa. Alor beda dengan daerah lain. Ini jujur saya bicara. Lu tidur-tidur di mana baru datang mau jadi Bupati? Alor tidak akan mungkin bisa begitu,” ujarnya di sambut applause ratusan undangan.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/07/14/majelis-sinode-gmit-akui-tak-beri-perhatian-pada-sekolah-gmit/
Selain itu, Bupati Amon juga mengingatkan masyarakatnya untuk cerdas memilih pemimpin yang mampu menjaga toleransi dan kerukunan di kabupaten Alor.
Ia ajak masyarakat tidak boleh memainkan isu politik identitas yang berujung menghacurkan tatanan kerukunan jelang Pilkada pada November 2024 nanti.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/07/13/bupati-alor-marah-besar-negara-tak-peduli-ratusan-sekolah-gmit-di-ntt/
“Bupati berikut siapapun orangnya, tidak boleh lagi ada pantai dan gunung, tidak boleh. Ada pantai dan gunung, ada Islam, Kristen, ini na itu na, tidak bisa. Berhenti yang begitu,” tegas Bupati  Amon yang menerima Harmony Award Kerukunan Antar Umat Beragama dari Kemenag pada tahun 2016.
Amon Djobo juga harap pemimpin yang menggantikannya itu mampu bekerja untuk masyarakat dengan ketulusan, keikhlasan, kerendahan hati, kebersamaan dan toleransi, dengan tetap menjaga kepercayaan masyarakat.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/07/13/yapenkris-pingdoling-alor-launching-re-branding-kebijakan-pendidikan-gmit/
“Daerah ini 10 tahun saya pimpin ini orang cukup segani. Ada kemajuan-kemajuan. Kita makan dari pulau ini, jadi harus berbuat yang terbaik bagi daerah ini,” tegasnya memberikan motivasi bagi 30 guru penggerak angakatan 7.
“Jadi siapa yang berkeringat di tanah ini, Tuhan akan angkat dia, leluhur akan angkat dia. Yang lain-lain jangan maju lagi. Jangan maju bikin habis uang saja jadi berhenti sudah, biar orang-orang muda saja,” tegas Amon. (*dm).