Kasus Dugaan Prostitusi di Rumah Dinas Kepala BMKG Alor, Sekali Kencan Rp 500 Ribu

Gambar: Ilustrasi bayaran prostitusi. (Foto: JawaPos.com).
Gambar: Ilustrasi bayaran prostitusi. (Foto: JawaPos.com).

Kalabahi –

Polisi sedang lidik kasus dugaan prostitusi di rumah Dinas Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Alor, NTT yang melibatkan korban tiga anak di bawah umur.

Kasus tersebut menyeret nama Kepala BMKG Alor inisial AB, bersama oknum staf dan jaringannya. Menariknya, praktek dugaan prostitusi itu bertarif Rp 500 ribu per sekali kencan.

Ibu korban mengungkapkan, terduga pelaku diduga menggunakan jasa ‘Mami’ untuk merekrut anak-anak pelajar yang masih berusia di bawah umur. Mereka diberi imbalan uang tunai berkisar 500 ribu, kemudian diberi Hanphone baru dan diajak makan.

“Anak-anak, mereka ajak makan, kasih Hanphone baru dan uang. Harganya kalau 500 (ribu) ya dia (‘Mami’) dapat 300 ribu, anak-anak dapat 200 ribu. ‘Mami’ ini yang jual mereka ke om-om di sana (rumah dinas Kepala BMKG Alor),” ujar ibu itu sembari geram pada perilaku ‘Mami’.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/07/29/kepala-bmkg-alor-dipolisikan-soal-dugaan-setubuhi-3-gadis-di-bawah-umur/

Transaksinya di mana dan bagaimana?

“Entahlah transaksinya di mana-mana itu kita tidak pernah tahu. Sampai ini kejadian hari H dulu baru kita tahu semua. Tapi keterangan anak-anak bahwa ‘Mami’ ini yang bawa kasih kenal, bawa pi sana baru itu om-om dorang bawa dorang jalan pi sana (rumah dinas Kepala BMKG Alor). Mami ini namanya Yanti, biasa dipanggil Cindy,” kata ibu itu di dampingi tiga korban, Selasa (28/7) sambil menunggu pemeriksaan di Unit PPA Polres Alor.

Ibu korban kesal karena ‘Mami’ yang diduga berperan sebagai saksi kunci, malah dibebaskan Polisi setelah ditahan selama empat hari di Sel Mapolres Alor.

“Mami ini sudah ditangkap Polisi dan sudah Sel 4 hari baru kasih keluar lagi, wajib lapor,” ujarnya sembari tidak ingin namanya dipublish.

Kejadian tersebut terjadi sekitar bulan lalu. Awalnya ibu tiga korban itu merasa curiga anak-anaknya jarang pulang ke rumah siang dan malam hari. Merasa ingin tahu keberadaan anak-anak, ibunya kemudian memasang mata-mata untuk melacak posisi tiga anaknya itu.

Hasil pelacakan diketahui bahwa tiga anak tersebut diduga sedang berada di rumah dinas Kepala BMKG Alor bersama AB malam hari.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/07/29/polisi-bongkar-sindikat-kasus-prostitusi-di-rumah-dinas-kepala-bmkg-alor/

Mengetahui informasi tersebut, ibu korban lalu mengajak pamannya dan keluarganya untuk menggrebek rumah dinas Kepala BMKG yang beralamat di Mali, Kelurahan Kabola, Kecamatan Kabola. Penggrebekan diketahui Kepala BMKG Alor AB diduga tertangkap bersama tiga anak mereka berada di dalam rumah dinas.

“Awalnya memang kita cari anak-anak. Kita mulai curiga (mereka tidak pulang rumah). Di situ kita mulai pasang kawan-kawan dong (cari tahu info). Kawan-kawan sampaikan kalau ada di sana, di Rumah Dinas Kepala BMKG. Makanya malam itu kakak dong yang pigi ba dapat tangkap. Tangkap basah di rumah dinas (Kepala BMKG). Tangkap itu tiga-tiga (anak diduga baru saja selesai bersetubuh dengan AB). Dapat tangkap dia (AB) kasih alasan bilang dia hanya lindungi anak-anak dorang saja,” katanya.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/07/27/gubernur-ntt-dijadwalkan-buka-festival-dugong-dan-al-quran-tua-di-alor/

“Kita mau ambil tindakan waktu itu juga kita salah-salah lagi na susah. Akhirnya bawa dorang (tiga anak) ke rumah, besoknya siang dia punya paman dong tanya na mereka omong ada satu perempuan ‘Mami’. Namanya Yanti, orang biasa panggil Cindy. Dia yang (berperan) lepas-lepas (suplai) tiga anak ke sana. Jadi saya lapor Cindy (‘Mami’), datangkan anak-anak dan semua terbongkarnya seperti itu (di Polisi). Cindy ini dia yang penjual anak-anak pigi baku kenal sama itu om-om,” sambung dia.

Atas kejadian tersebut, korban masing-masing (nama samaran): Bunga (14) Mawar (15) dan Melati (17) membuat laporan Polisi di Polres Alor. Mereka di dampingi ibunya dan keluarganya.

“Kami sudah lapor Kepala BMKG Alor dengan satu orang stafnya dan seorang lagi ‘Mami’ di Polisi sejak tiga Minggu lalu. Hari ini kami datang karena dipanggil Polisi. Mungkin sebentar mau pemeriksaan lanjut,” kata ibu korban.

Ibunya kesal. Kejadian tersebut sama sekali ia tidak menduga sebelumnya. Ia pun bersyukur kejadian itu anak-anaknya tidak hamil di usia dini. Akibat perbuatan itu, ibu korban katakan, sekarang ketiga anaknya mengalami gangguan psikis yang hebat.

“Kita orang tua kalau tahu ya kita marah, larang. Ini kan kita tidak pernah tahu sama sekali. Sekitar tiga kali dorang buat (diduga bersetubuh). Untungnya anak-anak saya tidak sampai hamil. Hanya otaknya yang sudah terganggu. Mereka terganggu sekali. Kita harap dengan pendampingan ibu dari Dinas Sosial, ini masalah cepat diproses dan anak-anak bisa pulih dan kembali sekolah. Kasihan anak-anak punya masa depan ini,” katanya.

Ibu korban harap Polisi segera menahan pelaku karena ditakuti ia berpotensi melarikan diri, menghilangkan barang bukti dan mengulangi perbuatannya.

Kapolres Alor AKBP Agustinus Chrismas Tri Suryanto, S.IK melalui Kasat Serse Iptu Yohanis Wila Mira, S.Sos mengatakan, pihaknya sudah menerima Laporan Polisi dugaan pelecehan seksual dan/atau persetubuhan terhadap anak di bawah umur yang diduga dilakukan Kepala BMKG Alor AB dan stafnya. Sejumlah saksi sudah diperiksa Polisi.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/07/27/pemerintah-apresiasi-kbpm-untrib-tahun-2020/

“Ya, kita sudah terima laporan dari anak-anak itu. Ini masih kita kumpulkan alat bukti. Ya itu kan keterangan anak-anak. Memang kami sudah periksa beberapa saksi-saksi yang lain tapi kami mungkin beberapa hari ke depan ini kami akan lakukan gelar perkara,” kata Kasat, dihubungi wartawan, Selasa (28/7) saat mendampingi Kapolres Alor kunjungan kerja di pulau Pantar.

Iptu Yohanis menyebutkan, saat ini sejumlah saksi sudah diperiksa Polisi termasuk ‘Mami’ (orang yang diduga berperan menjual anak ke Kepala BMKG Alor) dan dua oknum anggota TNI yang diduga turut mengetahui kasus itu. Polisi pekan ini akan memanggil Kepala BMKG Alor AB dan stafnya untuk diperiksa.

“Memang untuk saat ini ada laporan tentang dugaan penjualan anak ke ‘Mami’ begitu namun sampai saat ini kita belum bisa simpulkan karena itu baru keterangan korban anak. Fakta-faktanya nanti akan kami sampaikan setelah hasil gelar perkara,” ujarnya.

“Jadi untuk sementara ini kami baru ambil (keterangan), memang ada anggota TNI memang ada yang kita ambil keterangan juga terkait dengan laporan anak-anak itu. Untuk sementara kita belum simpulkan karena masih ada beberapa lagi yang akan kami kumpulkan buktinya, termasuk hasil visum belum keluar dari rumah sakit,” sambung Iptu Yohanis.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/07/27/covid-19-236-mahasiswa-untrib-kbpm-hanya-sebulan/

Kasat memastikan, hari Rabu atau Kamis ini, Polisi akan memanggil dan memeriksa Kepala BMKG Alor dan stafnya yang diduga pelaku dibalik kasus ini. Surat pemanggilan sudah dikeluarkan, Selasa (28/7).

“(Terduga pelaku AB dan stafnya) Itu memang disebutkan oleh anak-anak seperti itu. Jadi kami baru lakukan pemanggilan terhadap Kepala BMKG dan juga salah satu staf di Bandara. Nah, itu besok atau lusa ini mungkin mereka sudah bisa memberikan keterangan dan hari Jumat (30/7) kita akan gelar perkara,” pungkasnya.

Untuk penahanan dan penetapan tersangkanya?

“Belum. Belum kita lakukan (penetapan tersangka dan penahanan) karena belum kita naikkan ke tahap penyidikan. Ini masih tahap penyelidikan. Kita masih kumpulkan alat bukti. Karena salah satu alat bukti itu kan harus ada dari hasil Visum itu. Ini kan dugaan pelecehan seksual ataupun juga  persetubuhan anak di bawah umur sehingga itu harus kita dapatkan bukti dulu baru bisa berani untuk tingkatkan ke tahap penyidikan dan menentukan siapa tersangkanya begitu,” terang Kasat Yohanis.

Wartawan menghubungi nomor Hanphone kantor BMKG yang tertera di info kontak website http://www.meteoalor.id/, guna mengkonfirmasi Kepala BMKG Alor soal tudingan itu. Namun ada seorang yang mengaku stafnya yang mengangkat telepon wartawan. Staf itu mengatakan, AB sedang berada di rumah Dinas Kepala BMKG.

“Oh, iya. Bapak lagi ada di rumah dinas. Sebentar saya tanyakan dulu. Nanti saya hubungi. Ini sama stafnya,” kata wanita itu sambil cepat-cepat menutup telepon. Selang berjam-jam kemudian, wartawan kembali menghubunginya namun ia tidak lagi mengangkat telepon berkali-kali hingga berita ini tayang. (*dm).