Bupati Alor ke GMNI: Saya Tidak Urus Uang Covid, Kalau Urus Perempuan ya Sudah

Bupati Alor Drs. Amon Djobo ketika berdialog dengan aktivis GMNI soal dana Covid-19, Senin (15/3) di kantor Bupati Alor, Batunirwala.
Bupati Alor Drs. Amon Djobo ketika berdialog dengan aktivis GMNI soal dana Covid-19, Senin (15/3) di kantor Bupati Alor, Batunirwala.

Kalabahi –

Bupati Alor Drs. Amon Djobo menegaskan, secara teknis dia tidak mengurus dana Covid-19 tahun anggaran 2020 sebesar Rp 15,8 Miliar. Menurutnya dana tersebut pemerintah hanya gunakan Rp 10 Miliar. Rinciannya, 3 Miliar di RSUD, sisanya 7 Miliar di Dinas Kesehatan.

“Saya ini 43 tahun bekerja (di Birokrasi). Urus ini uang saya paling tidak suka. Kalau urus barang lain, urus perempuan ya sudah. Amen?” kata Amon Djobo menjawab tuntutan GMNI soal transparansi pengelolaan dana Covid-19 tahun 2020.

“Bupati mana yang ada mengaku (jujur) begitu di (peserta) demo (kalau urus perempuan ya sudah). Hanya Amon Djobo yang (bisa) mengaku begitu. Betul ko tidak, Amen?” lanjut Bupati dua periode itu disambut tawa para aktivis.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/16/gmni-desak-pemda-alor-beberkan-penggunaan-dana-covid-19-ke-publik/

Amon Djobo mengatakan, dia tidak menyelewengkan dana Covid-19 untuk menambah harta kekayaannya. Sebab saat ini hartanya berupa tanah di Aikoli saja ia sebut dikontrak pihak swasta untuk kepentingan usaha home stay dan pariwisata.

“Kakak dorang lihat ini cincin saya ada pakai ini. Kalau pakai begini ya perempuan satu saja (Istrinya). Apa yang ada pada saya? tidak ada ko. Saya punya tanah di Aikoli sana orang kontrak ko bagaimana,” tegas Amon di hadapan masa aksi GMNI di depan kantor Bupati.

Bupati bersyukur atas berkat Tuhan yang sudah diberikan kepadanya selama memimpin Alor dua periode ini. Ia juga bersyukur Tuhan beri seorang istri dan seorang anak yang juga sudah bekerja dan setia sayang padanya.

Untuk dana Covid-19 tahun anggaran 2020, pemerintah anggarkan sebesar Rp 15,8 M. Akan tetapi, dana tersebut yang digunakan hanya sebesar Rp 10 Miliar. Sisanya 5,8 M pemerintah akan gunakan untuk penanganan Covid-19 pada tahun ini.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/15/oknum-pensiunan-pendeta-di-alor-diduga-cabuli-anak-di-bawah-umur/

Bupati Amon meminta masyarakat Alor tidak boleh menudingnnya korupsi dana Covid-19. Bila ada masyarakat atau GMNI yang menemukan bukti bahwa Bupati atau anak buahnya terlibat korupsi maka ia meminta segera melaporkan ke penegak hukum untuk ditangkap.

“Kalau masyarakat tidak percaya, bahwa saya (kalau makan uang Covid), silahkan pigi di Jaksa dan Polisi tuntut Amon Djobo ditangkap. Siapa yang ini (makan uang Covid), ditangkap di situ,” tegasnya.

Bupati mengatakan bahwa dana Covid semata-mata semuanya dipakai untuk kepentingan kemanusiaan. Bukan untuk dikorupsi.

“Dana 15,8 M ini, 10 M yang digunakan ini tidak ada honor Bupati di situ juga ko. Semuanya murni digunakan untuk kepentingan kemanusiaan ini,” sambung bekas Camat Alor Timur itu.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/14/raih-penghargaan-internasional-dalam-isu-konservasi-mangrove-perempuan-ntt-ini-rindu-temui-jokowi/

Bupati menerangkan, memang pemerintah refocusing dana covid-19 sebesar 15,8 M pada tahun 2020. Namun hanya 10 M yang digunakan karena eskalasi angka Covid-19 tidak meledak seperti daerah lain di NTT.

Saat ini Alor kembali zona hijau karena dari 107 pasien positif, 5 orang meninggal, sisanya telah sembuh.

Untuk itu meski pemerintah melakukan refocusing sesuai petunjuk Kemenkeu namun penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan daerah yakni sebesar Rp 10 M.

Bupati kemudian mengajak masyarakat dan GMNI kawal penggunaan dana Covid-19 di Rumah Sakit Umum dan Dinas Kesehatan.

Jika ditemukan data bahwa ada pihak yang sengaja selewengkan dana tersebut maka Bupati sendiri akan melaporkan masalah itu ke penegak hukum untuk diproses tuntas.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/11/bentrok-aksi-fakk-di-mapolres-alor-tuntut-proses-hukum-ketua-dprd/

“Kalau teman-teman bawa datang data, oh ini beli Masker yang harusnya 150 ribu 1 dos tapi dorang beli 750 ribu, data itu bawa datang saya sendiri yang bawa pigi di Jaksa ko suruh tangkap. Itu jujur saya bilang ini,” ujarnya disambut aplaus aktivis GMNI.

“Saya mau daerah ini di era terbuka ini semua harus transparan. Tidak boleh ada dusta di antara kita, apalagi dana ini digunakan untuk kemanusiaan,” sambung dia.

Bupati lalu merincikan, dana 10 M digunakan untuk pengadaan APD, penanganan Covid-19 di pelabuhan dan bandara, sosialisasi dan pencegahan virus corona, serta konsumsi tim Satgas yang bertugas.

Kendati demikian, Bupati Alor berterima kasih kepada GMNI karena sudah kritis mengawasi jalannya pemerintahan di daerah.

Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/11/ricuh-tuntut-enny-anggrek-mundur-aktivis-hampir-segel-gedung-dprd-alor/

Dukungan GMNI tersebut mendapat apresiasi Bupati karena sudah mengingatkan pemerintah dalam bekerja menangani pandemi Covid-19.

“Saya biar satu dua orang datang juga saya terima karena teman-teman ini yang pilih saya jadi Bupati, Amin? Dan saya juga pernah jadi mahasiswa dan saya dulu demo paling jahat. Demo ini supaya ada kejelasan dari pemerintah. Amin?” ujarnya.

Selain itu, Bupati Amon juga beri apresiasi kepada GMNI karena menawarkan solusi pembangunan rumah pasien positif Covid-19.

Semua tuntutan GMNI direspon baik oleh Bupati Alor. Ia berjanji Selasa (16/3) besok, akan memanggil OPD teknis, rapat membahas transparansi penggunaan dana Covid-19 untuk disampaikan ke publik.

Tonton pernyataan Bupati Alor dialog dengan GMNI:

(*dm).