Empat anak di bawah lima tahun atau Balita dilaporkan mengalami gizi buruk di Desa Tribur Kecamatan ABAD Selatan Kabupaten Alor Provinsi NTT. Keempat korban tersebut dilaporkan dalam kondisi kritis dan membutuhkan penanganan medis segera.
Laporan empat korban kasus gizi buruk ini diterima wartawan pada hari ini Minggu 11 September 2022 sekitar pukul 11.00 WITA dari warga Desa setempat.
“Ada kasus gizi buruk di Desa Tribur. Ada empat korban. Semuanya lagi kritis sekarang. Butuh bantuan penanganan serius pemerintah daerah,” kata sumber tersebut kepada wartawan Minggu siang sambil mengirimkan foto korban yang sedang kritis.
Sumber yang tidak ingin dipublish namanya itu menerangkan, selama ini para korban tidak mendapat perhatian pendampingan dari Posyandu, Puskesmas maupun pemerintah desa dan kecamatan Abad Selatan. Korban hanya dibiarkan diperhatikan keluarga dengan kondisi kehidupan dan ekonomi yang serba terbatas.
“Kepala Puskesmas dan dokter dorang lebih banyak hidup di Kalabahi. Jadi korban selama ini tidak ada perhatian dari mereka. Dari Desa dan Posyandu juga tidak ada perhatian. Kaka (wartawan) tolong publikasikan berita ini supaya mereka bisa mendapat perhatian dari masyarakat Alor. Soalnya anak-anak ini dalam kondisi kritis. Bahaya kalau tidak mendapat tindakan cepat,” ujarnya.
Ia menerangkan, para korban tidak ingin dibawa orang tua ke RSUD Kalabahi karena sebagian dari ayah mereka keberatan dengan pertimbangan biaya pengobatan dan penginapan keluarga. Sebab keluarga ini berprofesi sebagai petani dan kehidupan ekonominya sangat sederhana di kampung.
“Ada juga alasan kalau mereka antar anaknya ke Kota maka anak-anak yang lain ini siapa yang mau jaga dan kasih perhatian. Keluarga ini hidupnya sangat sederhana. Itu juga jadi kendala anak-anak korban gizi buruk ini tidak bisa diantar ke Kalabahi,” katanya.
Sumber tersebut meminta pemerintah daerah mengirimkan tim menjemput korban sehingga bisa dirawat di fasilitas perawatan yang lebih memadai. Selain itu korban juga butuh asupan gizi yang cukup agar daya tahan tubuhnya bisa stabil kembali.
“Kaka tolong ko ada yang jemput segera. Ini korban benar-benar kritis,” kata sumber terpercaya itu sambil meminta Bupati Alor Amon Djobo mencopot jabatan Kapus Buraga Orciana Gerimu dan dokternya Gembira Ginting yang sering absen di jam kantor karena lebih banyak berada di Kota Kalabahi.
Camat ABAD Selatan Sony Kaimat yang dikonfirmasi mengatakan ia belum mendapat laporan adanya kasus gizi buruk di wilayahnya. Meski begitu, Camat memastikan akan meneruskan informasi tersebut kepada Sekretaris Dinas Kesehatan, Esron Maro untuk menjemput korban.
“Saya belum tahu ini. Tidak ada itu lah. Kalau ada ya itu orang tua yang tidak perhatikan. Coba nanti kirim data identitasnya biar saya teruskan ke Pak Sek Dinas Kesehatan untuk segera jemput. Saya lagi persiapan mau ke Kupang,” kata Sony.
Terpisah, Sekretaris Dinas Dinas Kesehatan Kabupaten Alor Esron Maro, membenarkan ada kasus gizi buruk pada 4 anak di Desa Tribur.
Menurut Erson, tim dari Dinas Kesehatan dibantu Puskesmas dan dokter sudah diterjunkan ke lokasi pada Kamis (8/9) untuk melakukan pemeriksaan medis pada empat korban. Menurut rencana tim dari Dinkes akan kembali memeriksa korban pada Senin (12/9) besok.
“Sudah (ke lokasi) hari Kamis (kemarin). Tim akan turun hari Senin lagi,” ujarnya.
Esron menerangkan, sejauh ini timnya belum bisa memastikan apakah keempat korban yang kritis tersebut benar-benar mengalami gizi buruk atau tidak. Karena itu pihaknya akan kembali mengirimkan tim pada Senin besok untuk memastikan status penyakit dari empat korban.
“Dokter dan tenaga gizi sudah kunjungi. Hari Senin baru tim Dinkes turun untuk periksa lengkap, apa murni gizi buruk atau ada indikasi lain yang menyebabkan anak seperti ini,” kata mantan Sekretaris Dinas Perizinan dan Penanaman Modal itu.
Keempat korban tersebut saat ini masih berada di kampungnya di Kalabala Desa Tribur Kecamatan ABD Selatan. Korban masing-masing berusia Balita dan ada juga yang berusia 8 tahun.
Esron menjelaskan, satu dari empat korban tersebut pernah ditangani di RSUD Kalabahi hingga sembuh namun entah mengapa yang bersangkutan kembali menderita sakit gejala gizi buruk.
“Begitu dapat info, kami sudah dua kali turun untuk hubungi keluarga agar dirujuk ke RSD tetapi orang tuanya belum respon. Jadi hari Senin pagi, kami ke Buraga lagi dengan tim medis untuk periksa jangan sampai ada indikasi lain yang membuat anak jadi korban,” jelasnya.
Esron menyatakan, pihaknya akan konsen menangani kasus ini hingga empat anak tersebut benar-benar sembuh total, bebas dari gizi buruk sesuai perintah Presiden Jokowi, Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Alor Amon Djobo.
“Jadi untuk penanganan kasus seperti itu tidak bisa dengan pendekatan stunting lagi, tetapi dengan pendekatan gizi buruk. Jadi diperiksa riwayat dulu baru tindakan seperti apa yang harus dilakukan,” ujarnya.
Sekdinkes memastikan akan segera mengirimkan tim menjemput korban di Tribur untuk penanganan lebih lanjut di Kalabahi. Ia juga memastikan bahwa pemerintah telah siapkan rumah tunggu untuk digunakan keluarga korban selama anaknya dirawat di RSUD Kalabahi.
“Mudah-mudahan Senin sudah ada jalan keluar yang terbaik,” katanya sambil mengaku sang nenek dari para korban tersebut juga merupakan Kader Posyandu di Desanya.
Wakil Bupati Alor Imran Duru mengatakan, ia akan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Alor dr. Farida Aryani untuk menindaklanjuti laporan empat korban gizi buruk di Desa Tribur.
“Akan kita koordinasi ya. Ini saya masih di Dulolong,” kata Imran dihubungi siang tadi.
Ketua Komisi III DPRD Alor yang membidangi Kesehatan, Dony M. Mooy juga mengaku belum mendapat laporan dari masyarakat dan dari Dinkes mengenai adanya empat korban gizi buruk di Desa Tribur.
Namun, Dony berjanji akan segera berkoordinasi dengan Kadinkes Alor dr. Farida Aryani untuk dilakukan penjemputan korban hari ini.
“Saya koordinasi dengan Kadis Kesehatan kita jemput langsung di Tribur,” kata Dony Mooy, mantan Ketua KNPI dan GMKI Alor itu.