Ketua Komisi III DPRD Alor, Dinkes dan BPBD Jemput 4 Korban Gizi Buruk di ABAD Selatan

Dony M. Mooy (kedua kanan) sedang serius bernegosiasi dengan orang tua korban agar anaknya diantar ke Kalabahi untuk perawatan gizi buruk. Hasil negosiasi keluarga menyetujui anaknya di antara ke Kalabahi pada Minggu (11/9) untuk penanganan medis lebih lanjut..
Dony M. Mooy (kedua kanan) sedang serius bernegosiasi dengan orang tua korban agar anaknya diantar ke Kalabahi untuk perawatan gizi buruk. Hasil negosiasi keluarga menyetujui anaknya di antara ke Kalabahi pada Minggu (11/9) untuk penanganan medis lebih lanjut..
Kalabahi –
Empat anak di bawah lima tahun atau Balita yang dilaporkan mengalami gizi buruk di Desa Tribur Kecamatan ABAD Selatan, Kabupaten Alor Provinsi NTT, akhirnya dijemput pemerintah dan DPRD ke Kalabahi untuk penanganan medis. Penjemputan itu dilakukan dipimpin Ketua Komisi III DPRD Alor Dony M. Mooy bersama BPBD dan Tim dari Dinas Kesehatan Alor.
“Kami sudah di lokasi jemput korban. Keluarga sudah oke dan anak tetap kita rujuk ke RSUD Kalabahi. Sementara mau berangkat ke Kalabahi,” kata Dony M. Mooy dihubungi wartawan, Minggu (11/9) petang dari Kalabahi. Dony bergerak cepat menjemput korban bersama tim  Dinkes dan BPBD setelah mendapat informasi dari media ini.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/11/breaking-news-alor-darurat-gizi-buruk-4-korban-dilaporkan-kritis-butuh-penanganan-serius/
Turut menjemput korban; Kepala Pelaksana BPBD Alor Marten Moubeka, Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan dr. Lia Haan dan Kabid Kesmas Beny Wisang.
Tim berangkat dari Kalabahi ke Desa Tribur sekitar pukul 15.00 WITA menggunakan Mobil Ambulance Ranger RSUD, Mobil Dinkes dan Mobil BPBD Alor.
Dony memastikan keempat korban akan tiba malam ini di RSUD Kalabahi untuk mendapatkan perawatan medis. Setelah itu mereka akan dirawat khusus di Rumah Tunggu yang disiapkan pemerintah daerah.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/03/18/bupati-alor-minum-marungga-virus-corona-datang-na-kena-suanggi/
“Anak-anak nanti itu dirawat di Rumah Tunggu. Keluarga yang jaga juga disiapkan tempat nginap. Seluruh biaya (perawatan 4 anak selama di Kalabahi) kita pastikan ditanggung oleh daerah,” kata Dony sambil mengatakan korban sementara diantar dalam perjalanan ke Kota.
Ketua PSI Alor itu menyebutkan bahwa empat korban yang dijemput, dua di antaranya berusia 8 dan 9 tahun. Sementara dua lainnya berusia 4 tahun.
Dony Mooy memastikan, ia akan mengawasi jalannya perawatan anak-anak tersebut hingga sembuh total, bebas dari gizi buruk. Ia juga akan membicarakan penanganan kasus gizi buruk bersama Kadinkes dr. Farida Aryani dalam Rapat Kerja nanti.
Sementara Sekretaris Dinkes Alor Erson Maro mengatakan, timnya juga sudah menjemput korban siang tadi. “Tim dalam perjalanan ke RSD kakabahi,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/01/30/sekda-alor-mutasi-staf-di-setwan-sesuai-prosedur-dan-kebutuhan-organisasi/
Empat anak di bawah lima tahun atau Balita sebelumnya dilaporkan mengalami gizi buruk di Desa Tribur Kecamatan ABAD Selatan Kabupaten Alor Provinsi NTT. Keempat korban tersebut dilaporkan dalam kondisi kritis dan membutuhkan penanganan medis segera.
Laporan empat korban kasus gizi buruk ini diterima wartawan pada hari ini Minggu 11 September 2022 sekitar pukul 11.00 WITA dari warga Desa setempat.
“Ada kasus gizi buruk di Desa Tribur. Ada empat korban. Semuanya lagi kritis sekarang. Butuh bantuan penanganan serius pemerintah daerah,” kata sumber tersebut kepada wartawan Minggu siang sambil mengirimkan foto korban yang sedang kritis.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/11/rayakan-hut-pd-ke-21-dpc-partai-demokrat-alor-lepas-balon/
Sumber yang tidak ingin dipublish namanya itu menerangkan, selama ini para korban tidak mendapat perhatian pendampingan dari Posyandu, Puskesmas maupun pemerintah desa dan kecamatan Abad Selatan. Korban hanya dibiarkan diperhatikan keluarga dengan kondisi kehidupan dan ekonomi yang serba terbatas.
“Kepala Puskesmas dan dokter dorang lebih banyak hidup di Kalabahi. Jadi korban selama ini tidak ada perhatian dari mereka. Dari Desa dan Posyandu juga tidak ada perhatian. Kaka (wartawan) tolong publikasikan berita ini supaya mereka bisa mendapat perhatian dari masyarakat Alor. Soalnya anak-anak ini dalam kondisi kritis. Bahaya kalau tidak mendapat tindakan cepat,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/10/video-full-konpers-rumah-harapan-gmit-terkait-penanganan-kasus-kekerasan-seksual-11-anak-di-alor/
Ia menerangkan, para korban tidak ingin dibawa orang tua ke RSUD Kalabahi karena sebagian dari ayah mereka keberatan dengan pertimbangan biaya pengobatan dan penginapan keluarga. Sebab keluarga ini berprofesi sebagai petani dan kehidupan ekonominya sangat sederhana di kampung.
“Ada juga alasan kalau mereka antar anaknya ke Kota maka anak-anak yang lain ini siapa yang mau jaga dan kasih perhatian. Keluarga ini hidupnya sangat sederhana. Itu juga jadi kendala anak-anak korban gizi buruk ini tidak bisa diantar ke Kalabahi,” katanya.
Sumber tersebut meminta pemerintah daerah mengirimkan tim menjemput korban sehingga bisa dirawat di fasilitas perawatan yang lebih memadai. Selain itu korban juga butuh asupan gizi yang cukup agar daya tahan tubuhnya bisa stabil kembali.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/10/tentang-mery-kolimon-tolak-hukuman-mati-obyektivitas-bantuan-hukum-gmit-dan-dugaan-pelaku-lain-di-kasus-sas/
“Kaka tolong ko ada yang jemput segera. Ini korban benar-benar kritis,” kata sumber terpercaya itu sambil meminta Bupati Alor Amon Djobo mencopot jabatan Kapus Buraga Orciana Gerimu dan dokternya Gembira Ginting yang sering absen di jam kantor karena lebih banyak berada di Kota Kalabahi.
Camat ABAD Selatan Sony Kaimat yang dikonfirmasi mengatakan ia belum mendapat laporan adanya kasus gizi buruk di wilayahnya. Meski begitu, Camat memastikan akan meneruskan informasi tersebut kepada Sekretaris Dinas Kesehatan, Esron Maro untuk menjemput korban.
“Saya belum tahu ini. Tidak ada itu lah. Kalau ada ya itu orang tua yang tidak perhatikan. Coba nanti kirim data identitasnya biar saya teruskan ke Pak Sek Dinas Kesehatan untuk segera jemput. Saya lagi persiapan mau ke Kupang,” kata Sony.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/09/berhentikan-sas-dari-satatus-vikaris-majelis-sinode-gmit-minta-maaf-ke-korban/
Terpisah, Sekretaris Dinas Dinas Kesehatan Kabupaten Alor Esron Maro, membenarkan ada kasus gizi buruk pada 4 anak di Desa Tribur.
Menurut Erson, tim dari Dinas Kesehatan dibantu Puskesmas dan dokter sudah diterjunkan ke lokasi pada Kamis (8/9) untuk melakukan pemeriksaan medis pada empat korban. Menurut rencana tim dari Dinkes akan kembali memeriksa korban pada Senin (12/9) besok.
“Sudah (ke lokasi) hari Kamis (kemarin). Tim akan turun hari Senin lagi,” ujarnya.
Esron menerangkan, sejauh ini timnya belum bisa memastikan apakah keempat korban yang kritis tersebut benar-benar mengalami gizi buruk atau tidak. Karena itu pihaknya akan kembali mengirimkan tim pada Senin besok untuk memastikan status penyakit dari empat korban.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/09/korban-bejat-tersangka-vikaris-gmit-sas-terus-bertambah-sebagian-lapor-polisi-hari-ini/
“Dokter dan tenaga gizi sudah kunjungi. Hari Senin baru tim Dinkes turun untuk periksa lengkap, apa murni gizi buruk atau ada indikasi lain yang menyebabkan anak seperti ini,” kata mantan Sekretaris Dinas Perizinan dan Penanaman Modal itu.
Keempat korban tersebut saat ini masih berada di kampungnya di Kalabala Desa Tribur Kecamatan ABD Selatan. Korban masing-masing berusia Balita dan ada juga yang berusia 8 tahun.
Esron menjelaskan, satu dari empat korban tersebut pernah ditangani di RSUD Kalabahi hingga sembuh namun entah mengapa yang bersangkutan kembali menderita sakit gejala gizi buruk.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/07/pemuda-gmit-imbau-masyarakat-lindungi-identitas-korban-kekerasan-seksual-6-anak-alor/
“Begitu dapat info, kami sudah dua kali turun untuk hubungi keluarga agar dirujuk ke RSD tetapi orang tuanya belum respon. Jadi hari Senin pagi, kami ke Buraga lagi dengan tim medis untuk periksa jangan sampai ada indikasi lain yang membuat anak jadi korban,” jelasnya.
Esron menyatakan, pihaknya akan konsen menangani kasus ini hingga empat anak tersebut benar-benar sembuh total, bebas dari gizi buruk sesuai perintah Presiden Jokowi, Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Alor Amon Djobo.
“Jadi untuk penanganan kasus seperti itu tidak bisa dengan pendekatan stunting lagi, tetapi dengan pendekatan gizi buruk. Jadi diperiksa riwayat dulu baru tindakan seperti apa yang harus dilakukan,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/06/polisi-tetapkan-vikaris-gereja-tersangka-pemerkosaan-anak-ahli-hukum-kebiri/
Sekdinkes memastikan akan segera mengirimkan tim menjemput korban di Tribur untuk penanganan lebih lanjut di Kalabahi. Ia juga memastikan bahwa pemerintah telah siapkan rumah tunggu untuk digunakan keluarga korban selama anaknya dirawat di RSUD Kalabahi.
“Mudah-mudahan Senin sudah ada jalan keluar yang terbaik,” katanya sambil mengaku sang nenek dari para korban tersebut juga merupakan Kader Posyandu di Desanya.
Wakil Bupati Alor Imran Duru mengatakan, ia akan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Alor dr. Farida Aryani untuk menindaklanjuti laporan empat korban gizi buruk di Desa Tribur.
“Akan kita koordinasi ya. Ini saya masih di Dulolong,” kata Imran dihubungi siang tadi.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/09/07/kecam-kekerasan-seksual-6-anak-alor-lpa-ntt-penyidik-perlu-penambahan-pasal-uu-tpks/
Ketua Komisi III DPRD Alor yang membidangi Kesehatan, Dony M. Mooy juga mengaku belum mendapat laporan dari masyarakat dan dari Dinkes mengenai adanya empat korban gizi buruk di Desa Tribur.
Namun, Dony berjanji akan segera berkoordinasi dengan Kadinkes Alor dr. Farida Aryani untuk dilakukan penjemputan korban hari ini.
“Saya koordinasi dengan Kadis Kesehatan kita jemput langsung di Tribur,” kata Dony Mooy, mantan Ketua KNPI dan GMKI Alor itu. (*dm).