
Kalabahi – Yayasan Pendidikan Kristen (Yapenkris) GMIT Pingdoling menggelar pelatihan bagi para pendeta di Tribuana Alor. Pelatihan ini bertujuan untuk mendorong partisipasi gereja untuk lebih berperan aktif berkontribusi bagi kemajuan dan peningkatan mutu pendidikan GMIT di Kabupaten Alor, Provinsi NTT.
Ketua Yayasan Pingdoling Alor Dr. Fredrik Abia Kande mengatakan, pelatihan ini Yapenkris telah mengahadirkan Dosen Atmajaya Jakarta, Dr. Pramudianto, M.Min.,M.M.,PCC untuk memberikan pelatihan kepada pendeta tentang perannya bagi kemajuan ratusan sekolah-sekolah GMIT di Kabupaten Alor.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/07/04/mundur-dari-asn-joseph-malaikosa-nyatakan-siap-maju-calon-bupati-alor-2024/
Atas nama organ Yapenkris Pingdoling Alor dan semua civitas pendidikan di lingkup Pingdoling Alor, Dr. Fredik menyampaikan selamat datang kepada Dr. Pramudianto di pulau Alor.
“Kami sangat senang sekali coach Pram bisa hadir di tengah-tengah kami untuk memberikan materi bagi para pelayan,” kata Fredik dalam sambutannya, Senin (10/7) di gedung Gereja Betlehem Lipa, Kalabahi.
Dr. Fredik menjelaskan, sekolah GMIT ini sekolah berbasis komunitas, sekolah milik Gereja. Sekolah ini beda dengan sekolah-sekolah negeri.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/06/20/sd-gmit-di-alor-ini-tidak-bagi-rapor-siswa-gegara-orang-tua-belum-lunasi-uang-pembangunan-pagar-sekolah/
“Karena dikatakan sekolah berbasis komunitas maka jalur untuk pengembangan sekolah itu pertama, kita menggunakan jalur sekolah. Jadi Yayasan mendayagunakan semua sumber daya yang ada di sekolah bahkan dalam fungsi-fungsi perencanaan program itu harus berbasis pada kebutuhan sekolah,” ujarnya.
“Jalur yang kedua, kita harus mendayagunakan sumber daya komunitas. Komunitas yang kita maksudkan adalah Jemaat-jemaat GMIT yang ada di lingkup Tribuana Alor, para pendeta, Ketua Majelis Klasis dan juga pemerintah daerah,” lanjut Fredik.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/11/20/bupati-alor-minta-dprd-hati-hati-singgung-dana-pokir-nanti-wartawan-tahu/

Karena itu menurutnya, pilihan untuk mentraining para pendeta ini bermaksud dalam rangka mendayagunakan komunitas sehingga di masa depan bisa memberikan efek kepada sekolah-sekolah yang adalah milik Jemaat, milik Gereja.
“Kami sangat mengharapkan sekali untuk semua kita bapak/ibu pendeta bisa secara aktif mengikuti sesi pelatihan ini sehingga apa yang sudah kami rancangkan sebagai agenda perubahan dari Yayasan, kita bisa mengerjakannya dalam semangat persekutuan,” harap Fredik.
Dr. Fredik memuji Dr. Pramudianto yang dianggap tepat menjadi Narasumber karena sebagai dosen Atmajaya, Dr. Pramudianto juga memiliki kompotensi dan segudang pengalaman dalam mengelola pendidikan Kristen di Yayasan Pendidikan Gereja Kristen Indonesia.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2020/03/18/bupati-alor-minum-marungga-virus-corona-datang-na-kena-suanggi/
“Beliau ini orang yang sangat tepat untuk kita sekalian, dan saya yakin banyak pengalaman yang bisa coach bagikan bagi kita semua,” kata Fredik menutup sambutannya.
Sementara Ketua Badan Pembantu Pelayanan (BPP) Pendidikan GMIT Pdt. Jahja A. Millu, S.Th mengatakan, sejarah pendidikan Kristen ini bermula dari filosofi teologi Yesus yang menjadi guru dan pengajar.
Pdt. Jahja juga mengisahkan kisah Alkitab tentang Rasul Paulus dan Barnabas yang diutus menjadi pengajar di Antiokhia selama setahun. Menurutnya, hasil dari suatu pengajaran Paulus dan Bernabas itulah kemudian datang istilah Kristen.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2022/04/03/ferdy-lahal-kalau-survey-rakyat-inginkan-dan-tuhan-izinkan-saya-siap-maju-calon-bupati-alor-2024/
“Karena itu hari ini kita merayakan bulan pendidikan oleh karena istilah kekristenan itu sendiri datang dari suatu proses belajar mengajar. Itu kata Alkitab,” katanya.
Pdt. Jahja menerangkan, kekristenan itu bukan sebuah agama yang tertutup. Kisah itu tertulis dalam Yesaya 29: 9-24.
“Karena kalau agama dengan butuh tertutup itu banyak mitologinya: agama akan kehilangan visi, agama akan bersifat sekedar hanya ucapan dari mulut, agama akan bersifat melanjutkan tradisi manusia, dan seterusnya,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/06/05/buka-pelatihan-potensi-sar-water-rescue-bupati-alor-apresiasi-misi-kemanusiaan-basarnas-maumare/
