Kalabahi –
Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara Pantar di Kabupaten Alor Provinsi NTT, Kamis 18 Maret 2021 melalui virtual dari tanah Toraja, Sulawesi Selatan. Bandara itu diresmikan bersamaan dengan Bandara Toraja.
Lalu seperti apa kisah dibalik pembangunan Bandara Kabir yang berubah nama menjadi Bandara Pantar sekarang?
Berikut Mantan Bupati Alor Drs. Simeon Th. Pally mengenang kisah merintis pembangunan Bandara Kabir semenjak ia menjabat Bupati Alor Periode 2009-2014.
Dulu, Bandara Pantar dinamai Bandara Kabir. Bandara itu dirintis Bupati Alor Drs. Simeon Th. Pally. Kala itu di tahun 2011.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/18/netizen-kecam-pernyataan-bupati-alor-sebut-tidak-urus-dana-covid-19-malah-urus-perempuan/
Simeon Pally mengatakan, Bandara Kabir dirintis pertama pada tahun 2011, dengan penyampaian usulan dokumen pembangunan Bandara Kabir di Pantar Kecamatan Pantar kepada Menteri Perhubungan RI kala itu dijabat Laksdya TNI (Purn) Freddy Numberi sebelum ia digantikan oleh Letjen TNI (Purn) Evert Ernest Mangindaan.
Alhasil, usulan tersebut dijawab pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan pada tahun 2013.
“Usulan kita pada tahun 2011. Tahun 2013 keluar surat keputusan dari Menteri Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Udara tentang persetujuan lokasi Kabir Kecamatan Pantar untuk dijadikan lokasi pembangunan Bandara Kabir,” kisah Simeon Pally, dihubungi tribuanapos.net, Jumat (19/3/21) di Kalabahi.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/18/bebas-corona-pemda-alor-tambah-dau-8-tangani-covid-19/
Usulan tersebut lanjut Simeon, tentu tidak terlepas dari Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Alor yang kala itu Kepala Dinas dijabat Terince Mabilehi.
Simeon kemudian menyampaikan terima kasih kepada Terince Mabilehi yang menyiapkan dokumen usulan secara teknis pengelolaannya bersama Kepala Bandara Mali.
Karena secara teknis Kepala Bandara Mali yang lebih mengetahui syarat dan ketentuan dalam pengusulan sebuah Bandara.
“Dinas Perhubungan Alor sangat berperan penting dalam pembangunan Bandara Kabir karena waktu itu seluruh dokumen usulan bekerja sama dengan Kepala Bandara Mali. Kita libatkan Kepala Bandara Mali karena secara teknis mereka yang lebih mengetahui syarat-syarat dalam usulan sebuah Bandara,” ujar Simeon mengenang.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/18/astaga-moko-alor-dijual-bebas-di-tokopedia-dan-bukalapak/
“Jadi ibu Terince waktu itu dengan kalau tidak salah pak Koten yang menjabat Kepala Bandara Mali waktu itu. Saya lupa persisnya (siapa). Mereka berperan penting menyiapkan administrasi usulan. Berkas usulannya pasti ada di Dinas Perhubungan Alor sekarang,” lanjut Simeon.
Simeon Pally juga menyampaikan apresiasi kepada Pimpinan DPRD Alor Periode 2009-2014. Kala itu unsur Pimpinan dijabat Markus Dominggus Malaka, Denny Lalitan dan Jemes Takalapeta, beserta seluruh Anggota DPRD yang mendukung penuh kebijakan anggaran untuk pembangunan Bandara Kabir.
“Saya terima kasih kepada DPRD Alor juga karena waktu itu memberikan dukungan dana melalui APBD untuk persiapan pembangunan Bandara Kabir. Datang di tahun 2014 di masa Bupati Pak Amon Djobo baru mulai realisasi pembebasan tanah dan pembangunan fisik,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/16/bupati-alor-ke-gmni-saya-tidak-urus-uang-covid-kalau-urus-perempuan-ya-sudah/
“Memang tanah itu sebagian masuk aset Kecamatan Pantar, baru kemudian ditambah tanah milik masyarakat setempat guna mendukung pembangunan Bandara Kabir. Saya apresiasi untuk masyarakat Alor di Pantar yang sudah membebaskan tanahnya mendukung pembangunan Bandara Kabir,” sambung Simeon.

Simeon kemudian menjelaskan alasan pemerintah kabupaten Alor pada waktu itu berniat membangun Bandara Kabir, yakni:
Pertama, mendukung daerah otonomi baru atau DOB Pantar sebagai prasyarat kabupaten mandiri. Kedua, Pantar adalah daerah kepulauan dan daerah perbatasan yang butuh akses transportasi udara. Ketiga, mempermudah akses transportasi barang dan orang melalui udara untuk jangka panjang baik antar wilayah di Alor maupun antar daerah.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/16/gmni-desak-pemda-alor-beberkan-penggunaan-dana-covid-19-ke-publik/
“Itu alasan kita bangun Bandara Kabir. Dengan pengresmian Bandara Kabir ini maka Kabupaten Alor memiliki dua Bandara di NTT. Di NTT hanya Alor yang punya dua Bandara,” ungkap Simeon yang dipastikan akan kembali bertarung pada Pilkada 2024 mendatang.
Simeon Pally lalu mengucapkan terima kasih kepada Bupati Alor Drs. Amon Djobo yang berhasil melanjutkan pembangunan Bandara Kabir hingga diresmikan Presiden Jokowi. Sebab tanpa niat politik Bupati Amon maka kemungkinan Bandara Kabir hari ini tidak dapat diresmikan Presiden.
“Tentu saya secara pribadi mengucapkan apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Pak Amon Djobo yang sudah melanjutkan pembangunan Bandara Kabir hingga berhasil diresmikan Bapak Presiden pada tanggal 18 Maret 2021. (Waktu menjabat tahun 2014) Saya turun jadi Pak Amon melanjutkan,” ungkapnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/15/oknum-pensiunan-pendeta-di-alor-diduga-cabuli-anak-di-bawah-umur/
Simeon mengucapkan terima kasih pula kepada Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Wakil Gubernur Joseph Nae Soi, Dinas Perhubungan NTT, DPRD Kabupaten Alor dan masyarakat Alor yang memberikan dukungan penuh sehingga Bandara Kabir dapat diresmikan oleh Presiden.
Pergantian nama Bandara Kabir menjadi Bandara Pantar pun disetujui pemerintah dan para tokoh masyarakat Alor-Pantar pada Juni tahun 2020 di Restoran Aikoli Kang. Rapat tersebut muncul beberapa opsi nama namun yang berhasil diputuskan adalah Bandara Pantar karena dianggap lebih representatif.
Terpisah, Mantan Wakil Ketua I DPRD Alor Denny Lalitan, membenarkan bahwa memang benar Bandara Kabir dirintis pada tahun 2011. Denny menjelaskan, kala itu Pemkab dan DPRD berniat membangun Bandara Kabir sebagai prasyarat DOB Pantar menjadi kabupaten mandiri.
“Ya waktu itu kita punya komitmen supaya Pantar itu harus bisa mandiri jadi Kabupaten sendiri. Untuk itu dia perlu prasarana termasuk Bandara ini. Waktu itu memang dukungan politik anggaran kita di DPRD sangat banyak untuk Pantar persiapan DOB,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/14/raih-penghargaan-internasional-dalam-isu-konservasi-mangrove-perempuan-ntt-ini-rindu-temui-jokowi/
“Secara politis kita mau kasitahu Jakarta (pemerintah pusat) bahwa Pantar ini siap untuk mandiri jadi kabupaten karena dari sisi sarana prasarana sudah sangat memadai,” lanjut Denny yang juga disebut-sebut bakal bertarung dalam Pilkada Alor 2024.
Denny juga mengapresiasi Bupati Amon Djobo yang sudah melanjutkan pembangunan Bandara Kabir hingga diresmikan Presiden Joko Widodo.
“Memang kita harus mengakui bahwa itu jamannya Pak Pally (merintis), tetapi dilanjutkan oleh Pak Amon sampai diresmikan. Itulah memang kita harus akui bahwa setiap pemimpin punya jaman dan keberhasilan masing-masing,” pungkasnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2021/03/13/lantik-8-pac-ketua-hanura-alor-tegaskan-tak-ada-dualisme-di-partainya/
Informasi yang dihimpun tribuanapos.net, Sabtu (20/3) besok, Wakil Gubernur NTT Joseph Nae Soi akan terbang dari Bandara El Tari Kupang mendarat perdana di Bandara Pantar. Kedatangan Joseph Nae Soi sekaligus ingin melihat langsung kondisi fisik Bandara Pantar.
Presiden Jokowi meresmikan Bandara Toraja dan Bandara Pantar pada tanggal 18 Maret 2021 di Toraja, Sulawesi Selatan.
Bandara Toraja dibangun dengan dana senilai Rp 800an Milyar karena memotong tiga bukit untuk runway sepanjang 2000 meter. Sementara untuk Bandara Pantar biayanya mencapai Rp 103 Milyar.
Pengresmiannya, Presiden berharap kedua Bandara itu dapat beroperasi dengan baik sehingga bisa meningkatkan akses pembangunan dan ekonomi masyarakat khususnya di bidang Pariwisata. (*dm).