Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi NasDem Julie Sutrisno Laiskodat menggelar sosialisasi 4 pilar kebangsaan MPR RI di Desa Fanating, Kecamatan Teluk Mutiara Kabupaten Alor, NTT, Jumat 29 Juli 2022.
Sosialisasi itu menghadirkan dua narasumber utama yaitu Dr. Imanuel E. Blegur selaku Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Alor dan Dr. Fredrik Abia Kande, dosen Universitas Tribuana Kalabahi.
Imanuel Blegur menjelaskan, sosialisasi 4 pilar ini mengacu pada empat pembahasan utama yaitu Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 sebagai konstitusi negara serta ketepatan MPR. Kemudian dibahas juga Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Menurutnya, 4 pilar kebangsaan ini mulai dihentikan pengajarannya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi pasca reformasi tahun 1998.
“Sehingga pemerintah memandang perlunya menghidupkan kembali sosialisasi 4 pilar ini dan mulai dilakukan pada tahun 2020. Jadi kita di Alor ini Ibu Julie Laiskodat memandang perlu kita sosialisasi 4 pilar ini kepada masyarakat, khususnya masyarakat di Desa Fanating agar menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara, juga berdesa,” kata Imanuel.
Imanuel mengakui bahwa implementasi 4 pilar kebangsaan, utamanya pada aspek kesejahteraan, keadilan sosial dan pemerataan pembangunan ini belum sepenuhnya dilakukan dalam karya nyata pemerintah daerah.
Hal tersebut tercermin dalam angka kasus kemiskinan dan stunting yang terus bertambah dari waktu ke waktu dan masih buruknya infrastruktur di daerah-daerah pegunungan Alor-Pantar.
“Misalnya pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini masih belum berjalan baik, belum merata, belum adil di daerah. Ada banyak saudara-saudara kita yang masih hidup dalam kemiskinan. Kita di Alor saja ada 48 ribu orang masih hidup dalam kemiskinan. Juga stunting di Alor yang masih meningkat dari tahun ke tahun. Belum lagi infrastruktur di daerah-daerah gunung yang masih sulit, akses listrik, air bersih, semua ini belum terwujud keadilan sosial kita,” ujarnya.
Imanuel menyinggung tentang angka kemiskinan dan stunting yang terus bertambah di Alor. Angka-angka tersebut dibuktikan dengan data kenaikan penerima BLT, PKH, BSM, dan bantuan-bantuan sosial lainnya di daerah. Kemudian angka stunting sesuai rilis Wakil Presiden RI KH. Maruf Amin pada tahun 2022, Alor masuk 5 kabupaten di NTT yang tertinggi angka kasus stuntingnya.
“Saya kadang dengar ada daerah yang bangga usulan penerima BLT, PKH, BSMnya bertambah-tambah, semoga ini tidak terjadi di Alor ya. Loh, itu artinya apa, artinya kemiskinan kita terus bertambah dari intervensi APBD yang ada. Jangan bangga dengan kemiskinan yang terus naik. Harusnya berpikir bagaimana bisa menekan angka kemiskinan yang ada dengan cara bersinergi dengan gereja, swasta, masyarakat dan semua pihak. Sinergitas ini perlu untuk kita kelola sumber daya alam kita yang melimpah ini untuk kepentingan kesejahteraan dan pemerataan sosial. Begitu juga angka stunting di Alor yang cukup tinggi. Ada sekitar 9 ribuan anak masih hidup stunting. Ini butuh perhatian pemerintah, gereja, masyarakat dan desa. Butuh peran semua kita yang ada,” ujarnya.
Masih soal keadilan sosial. Imanuel mengkritik kesejahteraan guru dan tenaga kesehatan (Nakes) yang belum diperhatikan serius oleh pemerintah daerah. Ia katakan bahwa jika pemerintah masih belum serius memikirkan kesejahteraan guru dan Nakes maka jangan berharap kualitas pendidikan dan kesehatan kita akan ikut naik sesuai standar Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Misalnya kemarin ada berita tentang tunjangan sertifikasi guru, Tamsil dan tunjangan khusus guru di Dinas Pendidikan Alor yang belum terbayar bertahun-tahun. Ini bukti bahwa pemerintah daerah tidak serius mengurus kesejahteraan guru dan tenaga kesehatan. Bagaimana mungkin pendidikan mau berkualitas kalau kesejahteraan guru saja kita masih urus setengah hati. Persoalan ini akan selesai jika kita butuh leadership yang kuat dan visioner. Jadi ke depan bapak mama bisa pilih pemimpin yang punya hati, punya kualitas dan punya visi yang besar untuk Alor,” harapnya.
Imanuel mengakui bahwa persoalan kesenjangan sosial, kesejahteraan, kemiskinan dan ketertinggalan ini masih dialami oleh masyarakat Alor karena kepemimpinan di daerah masih lemah sehingga program-program yang disusun belum terarah pada bagaimana menurunkan angka kemiskinan dan stunting secara masif dan terstruktur.
“Semua kesenjangan ini karena pemimpin kita masih belum punya hati yang tulus untuk menjalankan 4 pilar di daerah. Itu sebabnya masih banyak keluhan-keluhan masyarakat yang masih kita dengar di kampung-kampung, di gunung-gunung. Saya minta kita jangan berkecil hati dan terus berpegang pada firman Tuhan, injil Matius. Karena Tuhan selalu berpihak pada orang-orang yang letih lesu, berbeban berat, terpenjara, dan orang-orang miskin. Kita harus membangun optimisme bahwa masih ada harapan untuk Alor,” ungkap Imanuel yang sudah dipastikan kembali maju Calon Bupati Alor pada Pilkada 2024.
Staf Ahli Gubernur itu kemudian memuji Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang telah membangun seluruh ruas jalan provinsi di Kabupaten Alor sepanjang ratusan kilometer. Ruas jalan tersebut, antara lain; Kalabahi-Kokar, Kokar-Tulta-Mali, Watatuku-Mataraben, dan ruas jalan di Pulau Pantar.
Selain itu ia pun meminta masyarakat Alor mendukung program Gubernur; tanam jagung panen sapi. Imanuel katakan, gagasan besar dan program Gubernur tersebut akan sukses kalau ada dukungan dari masyarakat dan semua pihak.
Akhir materinya, Imanuel meminta masyarakat desa tetap konsisten menjalankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan berdesa. Ia juga meminta masyarakat tetap konsisten mendukung NKRI, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.
Sementara itu, Fredrik A. Kande memuji Julie Lasikodat dan Partai NasDem karena selalu membangun politik gagasan bagi masyarakat. Ia pun mengapresiasi Julie Laiskodat karena sudah menggagas diskusi 4 pilar kebangsaan di Desa Fanating.
“Partai NasDem ini partai yang punya masa depan baik karena selalu membangun politik gagasan. Untuk itu saya apresiasi kepada rekan-rekan di Partai NasDem khususnya Ibu Julie Lasikodat yang sudah menggagas diskusi ilmiah, baik itu kemarin di kampus Untrib maupun di Desa Fanating,” kata Fredrik sambil disambut aplaus.
Fredrik mengatakan, sosialisasi 4 pilar ini dilakukan Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi NasDem Julie Sutrisno Laiskodat karena mengingat tantangan kebangsaan yang dialami bangsa Indonesia akhir-akhir ini makin kompleks.
Menurutnya tantangan tersebut antara lain, masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman terhadap agama yang keliru dan sempit. Tantangan berikutnya, pengabaian terhadap kepentingan daerah serta timbulnya fanatisme kedaerahan.
Tantangan lainnya, kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebinekaan dan kemajemukan. Dan kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagai pemimpin dan tokoh bangsa serta tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal.
Fredik Kande mengkritik sikap para pemimpin daerah yang tidak mencerminkan 4 pilar kebangsaan. Menurut dia hal itu membuat masyarakat yang ikut dikorbankan dengan sikap pemimpin tersebut.
“Misalnya kemarin ada konflik Ketua DPRD Alor dan pemerintah yang berujung imbasnya pada masyarakat. Ini sikap yang tidak mencirikan kepemimpinan yang tergambar dalam 4 pilar kebangsaan. Konflik politik itu perlu tetapi harus didasari pada kepentingan-kepentingan bangsa, daerah dan masyarakat, bukan untuk kepentingan kepuasan diri semata,” kritik Fredrik.
Dr. Fredrik pesimistis melihat konflik antar Anggota DPRD Alor dan Pemerintah yang terus berjalan. Ia katakan bahwa konflik itu mencirikan ciri pemimpin yang tidak melayani masyarakat namun hanya mengutamakan konflik untuk kepentingan kepuasan dirinya.
Pengajar FKIP Untrib itu juga sepakat bahwa implementasi 4 pilar ini akan berjalan baik apabila masyarakat mempunyai pemimpin yang punya hati dan punya visi besar. Untuk itu ia mengajak masyarakat agar rubah cara berpikir dan memilih ciri pemimpin tersebut pada Pemilu 2024 mendatang.
Selain itu Fredik pun mengakui bahwa Alor dari sisi budaya dan agama sangat bagus dalam menopang 4 pilar kebangsaan. Ia mengatakan bahwa kerukunan hidup di Alor dan budaya Taramiti Tominuku sangat memberikan kontribusi besar bagi eksistensi 4 pilar kebangsaan.
Oleh sebab itu, Fredrik meminta pemerintah dan masyarakat memberikan perhatian serius pada aktivitas keagamaan dan budaya dengan berpikir membuat desain model desa budaya.
Sementara itu, Kepala Desa Fanating Yermias A. Karbeka, SH, mengapresiasi Julie Sutrisno Laiskodat yang memilih Fatating jadi lokasi sosialisasi 4 pilar kebangsaan. Kades bangga karena tidak sia-sia ia mencoblos Julie Laiskodat dan Viktor Laiskodat pada Pemilu dan Pilgub 2018 lalu.
Yermias juga memuji Viktor Laiskodat yang telah membangun ruas jalan provinsi Watatuku-Mataraben yang juga melawati desanya. Ia berkomitmen akan kembali mendukung Viktor Laiskodat dan Julie Laiskodat pada Pemilu dan Pilgub 2024 mendatang.
“Saya ini coblos Ibu Julie Laiskodat dan suaminya Pak Viktor Laiskodat kemarin pemilu. Hasilnya sekarang saya bangga karena jalan provinsi di Desa Fanating ini Bapak Gubernur NTT sudah bangun. Bertahun-tahun kita berjuang protes sana sini tapi hanya Gubernur Bapak Viktor yang bisa bangun jalan ini,” kata Yermias disambut aplaus.
“Hanya Bapak Ima Blegur, saya perlu sampaikan kekecewaan masyarakat saya yang tidak sempat ketemu bapak Gubernur sewaktu berkunjung ke Desa Wolwal kemarin. Waktu pulang datang, masyarakat saya lari dari kebun turun hanya mau lihat Pak Gub lambaikan tangan saja. Itu juga tidak karena mobil lari terlalu kencang,” kesalnya.
“Semoga ke depan Bapak Gubernur bisa singgah di desa Fanating supaya menjawab kerinduan masyarakat saya yang ingin sekali bertemu Bapak Gub sampaikan ucapan terima kasih langsung karena sudah bangun jalan Provinsi untuk kami punya desa,” kata Kades Yermias yang keluhannya didengar langsung oleh staf ahli Gubernur, Imanuel Blegur. Imanuel memastikan akan menyampaikan pesan tersebut kepada Gubernur Viktor.
Sekretaris Partai NasDem Alor Deni Padabang menyampaikan terima kasih kepada Kepala Desa dan masyarakat Fanating yang membuka diri menerima kegiatan sosialisasi 4 pilar kebangsaan dari Ibu Julie Laiskodat.
Deni mengatakan, ia akan melaporkan semua rekomendasi dan aspirasi yang disampaikan dalam sosialisasi ini kepada Ibu Julie Laiskodat untuk disampaikan dalam rapat kerja bersama kementerian terkait di Jakarta.
“Semua aspirasi bapak mama semua akan kita sampaikan ke Ibu Julie Laiskodat. Saya yakin bahwa Ibu Julie akan sampaikan semua aspirasi ini ke pemerintah pusat,” kata Deni.
Pantauan media ini, peserta kegiatan antusias menanyakan problem pembangunan yang belum merata di Desa Fanating. Mereka juga mengeluhkan buruknya infrastruktur dari Desa Fanating menuju wilayah Kecamatan Mataru.
Selain itu mereka juga meminta Julie Lasikodat memperjuangkan agar pemerintah pusat kembali memasukan pelajaran P4 di sekolah-sekolah. Sebab pelajaran tersebut dinilai sangat bermanfaat membentuk karakter kepribadian anak didik.
Warga Fanating juga memuji Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang telah membangun ruas jalan provinsi Watatuku-Mataraben yang melewati Desa mereka.
Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada Julie Sutrisno Laiskodat yang telah menggelar kegiatan sosialisasi 4 pilar kebangsaan dan membantu traktor di Desa.
Usai sosialisasi 4 pilar kebangsaan, sejumlah fungsionaris partai NasDem Alor melayat ke rumah duka adik dari Kepala Desa Fanating yang meninggal dunia akibat sakit. Ia meninggal bersamaan pada saat kegiatan sosialisasi 4 pilar sedang digelar di aula kantor desa itu. (*dm).