Yapenkris Pingdoling Alor Gelar Kegiatan Visioning dan Penggembalaan 45 Guru Misionaris untuk Mengajar di Sekolah GMIT

Sekteraris Yapenkris Pingdoling, Mando Kolimon, S.Pd (kiri depan) di dampingi Ketua Yapenkris Pingdoling Dr. Fredrik Abia Kande (depan kanan) sedang memimpin pembahasan draf kontrak bersama guru kontrak Yapenkris Pingdoling, Jumat (24/3) di Aula Pola Tribuana, Kalabahi.
Sekteraris Yapenkris Pingdoling, Mando Kolimon, S.Pd (kiri depan) di dampingi Ketua Yapenkris Pingdoling Dr. Fredrik Abia Kande (depan kanan) sedang memimpin pembahasan draf kontrak bersama guru kontrak Yapenkris Pingdoling, Jumat (24/3) di Aula Pola Tribuana, Kalabahi.
Kalabahi – Yayasan Pendidikan Kristen (Yapenkris) GMIT Pingdoling di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, menggelar kegiatan visioning dan Penggembalaan Guru Misionaris Yayasan untuk mengajar di sekolah-sekolah GMIT.
Kegiatan ini diikuti 45 guru yang sudah dikontrak oleh yayasan Pingdoling, Jumat (24/3) di Kalabahi. Skema ini adalah titik awal menuju kemandirian pendidikan di 51 sekolah GMIT di semua jenjang yang berada di bawah naungan Yapenkris Pingdoling yang tersebar di wilayah Kabupaten Alor.
Ketua Yayasan Pingdoling Alor Dr. Fredrik A. Kande mengakatan, kegiatan visioning dan penggembalaan guru misionaris GMIT dalam lingkup Yapenkris Pingdoling Alor ini adalah salah satu tahapan dalam proses rekruitmen dan pengutusan guru-guru misionaris GMIT untuk melaksanakan tugas pembelajaran dan tugas mengajar di sekolah-sekolah GMIT yang ada di lingkup Yapenkris Pingdoling.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/21/aksi-jilid-2-kasus-dugaan-korupsi-proyek-rumah-bencana-seroja-alor-ricuh/
“Kita buat skema pengangkatan guru misionaris GMIT ini pertama kali karena dari segi historis sekolah-sekolah GMIT ini kan sudah sangat tua tetapi dari segi ketenagaan itu kita belum mandiri,” kata Fredrik di sela kegiatan, Jumat (24/3) di Aula Pola Tribuana, Kalabahi Kota.
“Selama ini guru kita bergantung sepenuhnya dari tenaga PNS, kontrak daerah dan komite. Ini yang selama ini menjadi andalan kita di sekolah-sekolah GMIT. Tentu untuk jangka pendek, tidak ada masalah karena mereka ada di situ karena penempatan oleh pemerintah. Tapi untuk jangka panjang ini sangat tidak menolong sekolah-sekolah GMIT karena tidak ada yang betul-betul mengawal sekolah ini mulai dia mengawali pengabdian sampai dia mengalami pensiunan,” lanjut dia.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/20/polisi-tahan-tersangka-pejabat-asn-alor-nelon-anie/
Dr. Fredrik mengatakan, tahapan perekrutan dan pengutusan guru misionaris GMIT ini akan menjadi titik awal persiapan guru yayasan di 40 sekolah: SD, SMP, SMA ditambah 11 TK yang bernaung di bawah Yapenkris Pingdoling menuju kemandirian pendidikan GMIT.
Sebab dengan adanya perekrutan ini maka guru akan dipersiapkan khusus untuk melakukan tugas pengajaran dan membangun kariernya termasuk mempersiapkan mereka menjadi kepala sekolah di sekolah yayasan GMIT.
“Kita kenapa tidak punya kepala sekolah-kepala sekolah yang berasal dari tenaga Yayasan karena memang kita tidak pernah menyiapkan tenaga guru. Ke depan kalau kita mau punya pemimpin-pemimpin sekolah yang berasal dari tenaga Yayasan maka kita musti angkat tenaga guru sekarang,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/20/excavator-dlhd-alor-merusak-jalan-provinsi-ruas-mali-pante-deere-yang-baru-dikerjakan/
“Jadi kita mulai dengan skema tenaga kontrak dulu. Kontraknya dua tahun baru nanti setelah itu kita bicara dengan gereja untuk kalau dari aspek pendanaan itu memungkinkan, mereka bisa diangkat menjadi tenaga tetap, supaya biar mereka bisa bekerja di ladang gereja, di sekolah GMIT ini sampai mereka pensiun nanti,” katanya.
Fredrik menjelaskan, yang spesifik dari skema ini, yaitu pertama para guru yayasan dipersiapkan secara khusus mengikuti pola kurikulum pendidikan GMIT dan pendidikan Nasional.
Menurutnya, perekrutan baru ini bukan bermaksud untuk mereka punya status baru saja tapi mereka dipersiapkan secara khusus karena diawali dengan seleksi, kemudian ada kegiatan visioning, penggembalaan dan pengutusan dalam ibadah di Gereja nanti.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/19/bawaslu-alor-perketat-pengawasan-pemilu-2024-hati-hati-caleg-yang-berniat-curang-ada-sanksi-pidana/
“Di sinilah mereka punya visi tentang bagaimana menjadi pendidik Kristen itu betul-betul dibentuk. Lalu apa yang menjadi harapan gereja dan yayasan itu yang harus mereka kerjakan. Itu kita sampaikan di situ, termasuk kita sampaikan bagaimana profil sekolah GMIT dan kurikulum yang sesungguhnya,” ujarnya.
“Jadi sekalipun mereka dalam status kontrak tetapi visi mereka jelas, dorang sangat dibutuhkan oleh Gereja, oleh Yayasan untuk tugas-tugas pengutusan gereja di bidang pendidikan,” lanjut dia.
Fredrik menerangkan, skema perekrutan guru yayasan yang baru ini para guru akan diikat dengan satu perjanjian kerja (kontrak) yayasan untuk dua tahun kerja. Kontrak tersebut mengatur hak dan kewajiban guru, dan akan dievaluasi selama kontrak berjalan.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/15/diduga-korupsi-dana-bencana-seroja-rp-54-miliar-mahasiswa-dan-warga-segel-kantor-bpbd-alor/
“Jadi statusnya kontrak. Di situ mengatur hak-hak dan kewajiban. Jadi mereka punya hak itu mereka bisa mendapatkan hak-hak yang diberikan oleh yayasan berupa honor yang nanti dibayar oleh BRI setiap bulan, juga mereka memanfaatkan berbagai fasilitas yayasan yang dikelola sekolah,” jelasnya.
“Untuk keawajaban yang memang kita harapkan mereka bisa penuhi. Misalnya dari aspek pembelajaran, dorang musti menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan standar dan harapan dari lembaga. Lalu dari segi komitmen pengabdiannya. Jadi selama dorang dikontrak itu tidak boleh mereka pergi melamar bekerja di tempat lain, termasuk ikut tes guru P3K dan CPNSD. Mereka sudah punya status khusus di Yayasan,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/14/ini-foto-kondisi-rumah-bencana-seroja-di-alor-yang-tak-layak-huni-ada-yang-lantai-semennya-tumbuh-pohon-pisang/
“Kemudian dari segi disiplin, mereka punya kompotensi dan kinerja ini akan kita pantau dan kita ukur. Di setiap semester itu akan kita nilai kinerja mereka seperti apa, kita evaluasi sehingga itu menjadi dasar bagi yayasan untuk melakukan fungsi pembinaan,” lanjut Fredrik.
Selain itu, menurut Fredrik, para guru juga akan dinilai kinerjanya di setiap semester dan akan ada upgrade kompotensi dan ada revisioning untuk penyegaran visi mereka.
“Jadi memperbarui terus mereka punya visi. Kalau ada yang sudah berubah orientasi mereka, sudah lupa-lupa apa yang menjadi visi misi pendidikan Kristen GMIT maka di kegiatan revisioning itu kita segarkan lagi, kita kuatkan lagi,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/14/demo-ke-dprd-alor-warga-korban-seroja-minta-dprd-panggil-pemda-minta-pertangungjawaban-proyek-bantuan-rumah-tak-layak-huni/
Fredrik harapkan, dengan kehadiran guru-guru misionaris yang berstatus kontrak ini bisa memberi sumbangsih terhadap perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas dan juga bisa berdampak kepada peningkatan mutu siswa di sekolah yayasan pendidikan GMIT.
“Di sinilah mereka belajar untuk bagaimana menjadi seorang pendidik Kristen dan di sinilah gereja menaruh harapan yang tinggi terhadap mereka. Dengan segala keterbatasan, gereja mempercayakan mereka untuk melayani. Dan dengan fasilitas yang ada, mereka harus melayani dengan sungguh. Setiap satu rupiah yang ada, yang gereja dan yayasan keluarkan itu harus memiliki arti bagi peningkatan mutu,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/14/demo-ke-dprd-alor-warga-korban-seroja-minta-dprd-panggil-pemda-minta-pertangungjawaban-proyek-bantuan-rumah-tak-layak-huni/
“Jadi dorang jangan melihat dia punya besaran honornya tapi setiap satu rupiah itu mereka harus pertanggungjawabkan itu dalam bentuk kinerja yang baik. Jadi pemahaman-pemahaman ini yang kita harus berikan kepada mereka sehingga dorang melihat status mereka ini sebagai status yang penting untuk tugas pengajaran di sekolah-sekolah GMIT,” terang Fredrik.
45 guru yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari tiga jenjang guru yang tersebar di 40 sekolah yaitu: guru SD, SMP dan SMA Kristen yang berada bawah naungan Yayasan Pingdoling. Sementara untuk guru-guru di 11 TK Yayasan Pingdoling ini belum dimulai karena untuk sementara masih di bawah tanggung jawab Jemaat-jemaat lokal. “Tapi untuk TK nanti di program berikutnya,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/14/belum-terima-dana-tunggu-hunian-senilai-rp-582-juta-warga-korban-seroja-alor-duga-dana-itu-dikorupsi/
Fredrik juga menjelaskan alasan kontrak dua tahun, karena dengan harapan tahun pertama itu para guru yayasan bisa beradaptasi dengan semua tuntutan yang diminta di Yayasan maupun dari sekolah.
“Jadi tugas mereka itu bagaimana menjalankan tugas-tugas untuk mempersiapkan perangkat-perangkat, tugas mengajar dan bagaimana menyiapkan evaluasi. Tahun kedua itu sudah harus inovasi. Jadi apa kreasi guru untuk bisa meningkatkan kualitas pembelajaran,” katanya.
“Kita harapkan dengan dua tahun ini dorang punya kesempatan yang cukup untuk bisa menunjukkan pelayanan terbaik. Kenapa kita tidak pilih satu tahun, karena satu tahun itu sangat mepet dan dorang tidak ada ruang untuk bisa adaptasi dan inovasi karena itu kita pilih dua tahun kontrak,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/14/rumah-seroja-tak-layak-huni-warga-korban-seroja-alor-demo-di-kejaksaan-tuntut-usut-kasus-korupsi-dana-seroja-rp-54-miliar/
Kegiatan tersebut juga membahas draf isi kontrak antara pengurus Yayasan dan para guru. Fredrik meminta draf klausul-klausul perjanjian kerja yang disusun yayasan ini bisa dibahas bersama guru sehingga betul-betul melahirkan kesepakatan bersama baru diteken.
“Karena namanya ikatan perjanjian ya harus dua belah pihak sepakat. Setiap semester akan ada penilaian kinerja, termasuk misalnya mereka dilarang untuk pergi mengikuti tes CPNS atau P3K. Kalau ada yang kedapatan ikut tes CPNS atau P3K maka kontrak bisa kita putuskan tapi dorang punya keberadaan di sekolah GMIT tetap sampai dengan mereka dinyatakan sebagai bukan lagi tenaga di sekolah GMIT, dengan dimutasi ke sekolah lain. Jadi itu berhubungan dengan status,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/10/apresiasi-vonis-mati-sas-aliansi-cipayung-minta-pemda-dan-sinode-gmit-beri-perhatian-serius-ke-korban/
“Kenapa kita perlu buat begitu karena kita ingin membangun suatu sistim di mana sudah saatnya guru-guru GMIT itu melihat sekolah GMIT ini sebagai lapangan pengabdian mereka, berkarier membangun kehidupan mereka di situ sampai dengan mereka pensiun. Jadi tidak datang ngajar di sekolah GMIT hanya sebagai terminal saja, singgah sementara lalu pergi. Nah kalau seperti ini kan kita tidak bisa dapat tenaga terbaik untuk sekolah-sekolah GMIT. Dan mereka juga harus tahu bahwa gereja lewat yayasan ini punya harapan, punya target yang tinggi terhadap mereka,” ucapnya.
Fredrik optimis bahwa untuk jangka panjang tentu rekruitmen guru-guru dan kepala-kepala sekolah dari sekolah GMIT itu tidak mengalami kesulitan lagi karena Yayasan sudah punya tenaga sendiri. Ia juga memastikan bahwa seluruh kepala-kepala sekolah GMIT sepenuhnya akan diisi oleh tenaga kontrak dari yayasan.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/10/eks-vikarisnya-divonis-mati-sinode-gmit-minta-pemerintah-jokowi-evaluasi-pasal-pidana-mati-dalam-sistim-hukum-nkri/
“Kita akan angkat sendiri, kita lantik sendiri, kita nilai kinerja mereka sendiri, lalu kita juga bisa pindah/mutasi mereka sesuai kebutuhan sekolah sampai dengan mereka pensiun. Ini aturan yayasan. Beda dengan guru-guru yang dikontrak pemerintah dan Komite untuk ngajar di sekolah negeri atau sekolah GMIT itu mereka diberi keleluasan yaitu boleh ikut tes CPNS, P3K. Begitu status mereka sudah berubah maka dengan sendirinya mereka tidak lagi mengajar di sekolah GMIT,” katanya.
“Tapi kita di swasta, di GMIT harus memproteksi. Jadi itu bentuk proteksi kita terhadap lembaga sekolah-sekolah GMIT. Jadi sekolah GMIT nanti dia bukan tempat untuk orang mengisi kekosongan beban jam mengajar atau kekurangan jam mengajar saja tapi tempat untuk guru mau membangun karier, membangun kehidupan dia dan mempercayakan dia punya masa depan pada sekolah-sekolah GMIT,” ungkapnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/10/ratusan-warga-alor-telah-disuntik-vaksin-covid-19-program-kantor-kesehatan-pelabuhan-kelas-ii-kupang/
Dr. Fredrik juga mengakui bahwa selama ini perekrutan guru yayasan ini masih mengacu pada tiga jenis skema pengangkatan guru perbantuan dari pemerintah daerah untuk mengisi kekosongan guru di sekolah GMIT. Ketiga jenis guru perbantuan yang ada di sekolah GMIT yaitu: guru PNS, guru P3K dan guru Komite.
“Jadi kemarin rekruitmen guru yayasan ini ada yang PNS dan guru perbantuan tenaga kontrak itu tidak kita rekrut tapi hanya yang guru komite saja yang kita rekrut sebagai guru yayasan. Karena mayoritas ini datang dari jalur eksisting. Jalur eksisting itu mereka yang sudah mengabdi selama ini. Kita hanya seleksi saja lalu kita angkat mereka sebagai tenaga kontrak Yayasan,” katanya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/09/tak-menduga-kliennya-divonis-mati-ph-sas-akan-banding/
“Jadi mereka akan kembali lagi mengabdi di sekolah asalnya bersama-sama dengan guru perbantuan itu, baik tenaga PNS maupun tenaga kontrak daerah. Jadi mereka tidak mengganti posisi tenaga PNS maupun tenaga kontrak daerah,” katanya.
“Sedangkan untuk jalur noneksisting itu kita buka pelamar baru, tapi mereka melamarnya ke sekolah karena sekolah yang punya kebutuhan. Misalnya mereka butuh guru Matematika, ya melamar ke sekolah, nanti sekolah kirim rekomendasi ke yayasan untuk mereka bisa ikut skema pengangkatan guru kontrak Yayasan,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/09/sepriyanto-ayub-snae-mantan-calon-pendeta-gmit-divonis-hukuman-mati/
“Nah, kalau untuk guru noneksisting itu nanti dia melengkapi kebutuhan guru di sekolah GMIT. Karena menurut sekolah kan mereka masih kekurangan sehingga butuh. Untuk sekarang, klaster Kalabahi ini ada 4 orang yang tenaga/pelamar baru. Sedangkan yang lain ini akumulasi dari tenaga eksisting,” tambah Fredrik.
Fredrik mengatakan kegiatan ini dibagi menjadi dua klaster yaitu klaster Kalabahi yang kegiatannya dilakukan di Gereja Pola pada hari Jumat 24 Maret dan di Klaster Pantar di Gereja Karmel Nedebang Klasis Pantar Timur, pada tanggal 15 April 2023.
Setelah kegiatan visioning ini, 45 guru akan diperhadapkan di dalam ibadah Minggu 26 Maret 2023 di Gereja Pola Tribuana Kalabahi.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/08/jaring-caleg-berintegritas-partai-demokrat-alor-gelar-seleksi-kompetensi-bacaleg/
“Nanti pengutusannya di dalam gereja saat kebaktian di Gereja GMIT Pola Tribuana Kalabahi. Pengutusan ini sama seperti murid-murid Yesus yang diutus untuk melaksanakan tugas pelayanan di bidang pendidikan. Jadi ketika pengutusan itulah statusnya sebagai guru misionaris itu mereka emban. Jadi gereja menaruh harap pada mereka sangat tinggi. Karena mereka adalah orang-orang khusus yang dipilih untuk melayani di bidang pendidikan,” kata Fredrik.
“Kita memilih gereja Pola ini sebagai lokasi pengutusan juga bukan kebetulan tapi ini gereja yang punya historis menjadi tempat persemaian benih-benih, pola-pola pelayanan di Tribuana sehingga di tempat ini jugalah pola-pola pelayanan khusus tata kelola di bidang pendidikan Kristen itu kita tanamkan mulai dari sini ke teritorial Klasis-klasis yang lain,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/04/stok-beras-nihil-pemkab-alor-dan-dprd-diminta-evaluasi-kebijakan-sektor-pangan-daerah/
Fredrik Kande optimis bahwa sistem pendidikan GMIT di Yapenkris Pingdoling yang sudah berjalan ini akan seterusnya berjalan meskipun terjadi pergantian Ketua dan Pengurus Yayasan Pingdoling.
Pengajar FKIP di Untrib itu juga meminta dukungan doa dari warga GMIT untuk rencana launching sejumlah produk layanan pendidikan GMIT yang sedianya dilakukan pada bulan Juli 2023 bertepatan dengan hari bulan pendidikan GMIT.
Launching kebijakan rebranding sekolah GMIT yang baru ini mencakup kop surat, warna gedung sekolah, atribut sekolah ada foto Ketua Sinode dari masa ke masa, kurikulum khas pendidikan GMIT yang ada muatan teologis, model kostum/seragam siswa yang baru, pendidikan karakter Kristen yang ramah anak, dan model sekolah unggul.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/02/25/bantah-laporan-anggota-dprd-alor-ke-bk-enny-anggrek-saya-jawab-pki-itu-maksudnya-pikiran-kacau-intimidasi/
“Kita rencana bulan Juli 2023 ini kita launching rebranding kebijakan pendidikan GMIT bertepatan dengan bulan Pendidikan GMIT, sehingga semuanya perlu ada penyesuaian-penyesuaian nanti mengikuti aturan lembaga,” kata Fredik yang disebut-sebut bakal dicalonkan menjadi calon Anggota MS GMIT urusan pendidikan pada sidang Sinode di Sabu Raijua nanti.
Agustina Klaping, guru SD GMIT 03 Kalabahi mengaku terharu dan bangga bisa bergabung menjadi guru kontrak Yapenkris Pingdoling tahun ini. Agustina optimistis bahwa dengan namanya masuk dalam kontrak baru ini akan membuat ia lebih semangat lagi untuk mengajar di sekolah GMIT.
“Saya sungguh terharu sekali mengikuti proses ini karena selama ini kita ada mengajar di sekolah GMIT tapi kita tidak tahu nasib kita nanti seperti apa. Puji Tuhan hari ini nasib kita sudah jelas dengan adanya kontrak dengan yayasan. Saya percaya bahwa ini akan membuat kami semua akan mengajar lebih giat lagi membangun mutu pendidikan kita di GMIT. Terima kasih kepada Pengurus Yayasan yang sudah memikirkan nasib kami,” ujarnya.
Baca Juga: https://tribuanapos.net/2023/03/04/stok-beras-di-pasaran-alor-ntt-kosong-ahli-pertanian-undana-minta-gubernur-bupati-koordinasi-angkutan-kapal-beras/
Materi kegiatan visioning guru disampaikan oleh Narasumber:
  1. Ketua Yapenkris Pingdoling Alor, Dr. Fredrik A. Kande: Visi dan Misi pendidikan Kristen GMIT
  2. Ketua Klasis Teluk Kabola, Pdt. Hendrika Hae, S.Th: Guru GMIT sebagai pelayan Gereja
  3. Pengawas Yapenkris Pingdoling Alor, Drs. Sinsigus Pulingmahi: Menjadi Guru Profesional
  4. Sekretaris Yapenkris Pingdoling Alor, Mando Kolimon, S.Pd: Penyampaian Materi Dokumen Kontrak.
Sementara itu, jadwal ibadah penggembalaan atau pengutusan 45 guru misionaris Yapenkris GMIT Pingdoling Alor akan dipimpin oleh Pdt. Loisa Ena Blegur, S.Th pada ibadah Minggu 26 Maret 2023 di Gereja Pola Tribuana. (*dm).